KESEHATAN ANAK

Hepatitis Akut ‘Misterius’ Rentan Menyerang Anak

Berapa faktor dapat membuat hepatitis akut ‘misterius’ rentan menyerang anak. Orangtua dapat mengurangi risiko tersebut dengan menerapkan beberapa langkah yang tepat.

Anissa Aryati | 1 Juni 2022

Pandemi COVID-19 baru saja mereda, namun belum lama ini muncul berita mengenai penyebaran penyakit hepatitis akut ‘misterius’ yang rata-rata menyerang anak dan dapat berakibat fatal. Orangtua tentunya merasa was-was dengan keberadaan penyakit baru ini dan banyak yang mempertanyakan, kenapa hepatitis akut ‘misterius’ ini rentan menyerang anak?

Apa yang kita ketahui tentang hepatitis ‘misterius’

Hepatitis secara umum merupakan suatu kondisi penyakit dimana organ hati mengalami peradangan, sehingga tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Dampaknya, beberapa proses di tubuh seperti pembekuan darah, produksi protein, serta metabolisme racun pun menjadi terhambat.

Hepatitis akut yang berkembang dan dikabarkan banyak menyerang anak-anak saat ini masih dianggap ‘misterius’ karena tidak ditemukan adanya kesamaan dengan virus hepatitis yang selama ini kita ketahui, seperti Hepatitis A, B, C, D, dan seterusnya.

Hepatitis jenis baru ini masih dalam penelitian para ahli. Walaupun belum diketahui pasti penyebabnya, namun beberapa hal disinyalir berkaitan dengan kemunculannya, yaitu akibat infeksi:

  • Adenovirus biasa
  • Adenovirus varian baru
  • Sindrom post infeksi SARS-Cov-2
  • Paparan obat/toksin/lingkungan
  • Varian baru SARS-Cov-2

Hepatitis akut ‘misterius’ ini awalnya ditemukan di Inggris dengan mayoritas kasus ditemukan pada anak-anak dalam rentang usia 3-5 tahun sebanyak 46,9%. Sedangkan di Indonesia berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes, tercatat sekitar 18 kasus terinfeksi hepatitis misterius yang didominasi anak-anak berusia 5-9 tahun, 7 anak diantaranya meninggal dunia (data per tanggal 13 Mei 2022).

Berbagai hal yang membuat anak rentan

Hepatitis secara umum rentan menyerang anak karena anak-anak masih dalam usia tumbuh kembang dimana imunitas mereka pun belum cukup matang. Mereka juga banyak berinteraksi dan menghabiskan waktu bersama teman, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun komunitas seperti tempat kursus.

Selain itu, anak sering berbagai makanan atau alat makan dan minum dengan teman-temannya. Kadang mereka belum paham benar cara menjaga kebersihan tubuh sehingga memudahkan terjangkit berbagai kuman penyakit, seperti virus hepatitis ini.

Pada anak, sebenarnya rentan tidaknya mereka terserang hepatitis akan sangat ditentukan oleh tiga faktor berikut:

  • Faktor imunitas anak. Kondisi dan kekebalan tubuh anak serta ada dan tidaknya penyakit yang diderita anak.
  • Kriteria kuman yang menyerang. Apabila kuman tergolong ganas, akan mudah menyerang siapapun termasuk anak.
  • Faktor kebersihan lingkungan. Pengolahan makanan serta ketersediaan air bersih di rumah.

Mencegah atau menangani hepatitis

Gejala awal infeksi hepatitis pada anak ditandai dengan mual, muntah, diare berat, dan demam ringan. Kondisi ini akan terus meningkat dengan munculnya gejala yang lebih berat seperti; air kencing berwarna pekat, BAB putih pucat, mata dan kulit berwarna kuning.

Apabila gejala awal pada anak sudah terindikasi, untuk mencegah hepatitis akut (baik yang ‘misterius’ ataupun yang sudah dikenal) menyerang anak, segera bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Tetapi apabila gejala sudah memasuki stadium yang lebih lanjut, dokter akan mengarahkan agar anak dirawat di ruang ICU.

Bagi anak yang sehat, orangtua perlu memastikan makanan yang dikonsumsi anak selalu bersih, dan benar-benar matang. Lingkungan rumah juga bersih, serta selalu ingatkan anak untuk rajin mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas atau sebelum makan. Selain itu, ajarkan anak untuk menggunakan masker di keramaian, dan tidak saling bertukar alat makan dengan teman untuk mencegah penyebaran penyakit hepatitis maupun penyakit lainnya.

Referensi:

  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id
  • Materi Webinar AnakkuID ‘Hepatitis Akut Bisa Dicegah dan Diatasi’ pada tanggal 28 Mei 2022 dengan pembicara Dr. dr. Ariani D. Widodo, Sp.A(K).
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan