Jenis Batuk dan Cara Mengatasinya
Desi Hariana | 25 November 2022
Batuk merupakan refleks alami yang penting untuk menjaga jalur pernapasan tidak terganggu. Batuk biasanya terjadi ketika ada sesuatu (bisa lendir, asap, atau alergen) yang mengganggu atau mengiritasi jalur napas. Ketika hal ini terjadi, sistem saraf akan memberikan sinyal ke otak. Kemudian otak pun memberi perintah pada otot-otot di dada dan perut untuk berupaya mengeluarkan udara dengan cepat ke saluran napas bagian atas. Saat itulah kita mengalami batuk.
Walaupun batuk biasanya bukan hal yang serius, namun jika batuk terjadi dalam waktu lama dan berat, tentunya akan sangat mengganggu dan dapat menjadi penanda adanya penyakit.
Membedakan jenis-jenis batuk
Jenis batuk dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, seperti:
- Waktu atau perilaku yang mendahuluinya. Misalnya, apakah terjadi hanya di malam hari, setelah makan, atau setelah berolahraga?
- Karakteristik batuk. Anda bisa membedakan berdasarkan bunyi batuk, apakah kering atau berdahak?
- Durasi. Apakah berlangsung kurang dari 2 minggu atau lebih dari 2 bulan?
- Gejala penyerta lainnya. Mungkin batuk yang dialami juga disertai dengan muntah, membuat tak bisa menahan berkemih, sulit tidur, dan lain sebagainya.
- Tingkat keparahannya. Apakah ringan, atau sangat mengganggu aktivitas Anda?
Batuk juga dapat terjadi jika tersedak, Anda perlu memperhatikan anak kala mereka terbatuk-batuk saat sedang makan. Kondisi tersedak perlu dilakukan bantuan sesegera mungkin untuk menghindari anak tak bisa bernapas.
Hati-hati jika batuk berlangsung lama
Berikut adalah beberapa jenis batuk dan cara mengatasinya berdasarkan durasi berlangsungnya batuk, yaitu:
1. Akut. Terjadi sekitar tiga minggu dan biasanya disebabkan oleh virus, bisa berupa batuk berdahak atau kering. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya: flu, pneumonia, sinus, croup, bronkitis, dan lainnya. Pemberian obat pada kondisi batuk yang disebabkan oleh virus tentu saja tidak efektif, kecuali jika ditemukan bahwa penyebabnya adalah bakteri. Dalam hal ini, pasien perlu diberikan obat antibiotik.
2. Subakut. Biasanya berlangsung antara tiga minggu hingga 2 bulan. Batuk jenis ini perlu segera diperiksakan ke dokter untuk dicari penyebabnya dan segera diatasi. Sekitar 60% batuk ini bisa sembuh dengan sendirinya. Beberapa penyebab batuk subakut antara lain batuk yang merupakan sisa gejala infeksi, cairan hidung yang masuk ke tenggorokan (postnasal drip), asma, dan bronkitis. Dokter akan meresepkan obat dekongestan atau antihistamin untuk mengatasinya.
3. Kronis. Jika Anda mengalami batuk kronis, batuk yang dialami telah berlangsung cukup lama, biasanya lebih dari 2 bulan. Dokter perlu melakukan berbagai tes untuk menemukan penyebabnya, bahkan jika ditemukan ada kecurigaan tertentu, dokter umum dapat merekomendasikan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Penyebab yang sering ditemukan pada batuk kronis adalah merokok, asma, alergi, postnasal drip, GERD (gastroesophageal reflux) gangguan jantung, bahkan kanker paru. Dengan mengatasi penyebabnya, batuk dapat berkurang atau sembuh.
Batuk juga dibagi menjadi beberapa jenis lainnya seperti batuk kering, batuk berdahak, batuk paroksismal (berdesing), dan croup (biasanya terjadi pada anak).
Jika batuk membutuhkan tindakan gawat darurat
Beberapa kondisi batuk berikut ini membutuhkan tindakan medis segera:
- reaksi anafilaksis dari alergi
- asma atau COPD (penyakit paru obstruktif kronis)
- ketika obat tidak membantu mengontrol gejala batuk
- menghirup bahan yang berbahaya
- pertusis (batuk rejan)
- pneumonia
- tersedak
- kesulitan bernapas.
Jika Anda atau anggota keluarga lain mengalami kondisi gawat darurat tersebut, segera datanglah ke pusat kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan segera.
Referensi: