KESEHATAN ANAK

Ketika Anak Digigit atau Dicakar Kucing

Luka akibat digigit kucing lebih jarang terjadi dibandingkan luka akibat gigitan anjing. Namun luka akibat gigitan kucing mempunyai risiko infeksi yang lebih tinggi. Mengapa demikian?

dr. Sarah Ratna | 26 Desember 2022

Kucing memiliki gigi lebih panjang dan lebih tajam dibandingkan anjing, sehingga dapat mengakibatkan luka tusuk yang lebih dalam. Gigitan kucing dapat mengakibatkan robekan pada jaringan kulit, luka tusukan, dan memar. Semua itu dapat menyebabkan terjadinya infeksi.

Ketika anak digigit atau dicakar kucing, segera lakukan pertolongan pertama untuk mencegah komplikasi dari adanya luka tersebut. Apa saja langkah yang perlu kita lakukan?

1. Bersikap setenang mungkin

Orangtua perlu tenang dalam menghadapi situasi ini, dan yakinkan anak bahwa luka akibat digigit atau dicakar kucing tersebut akan ditangani dengan baik.

2. Bersihkan luka dengan air mengalir

Bila luka tidak terlalu banyak mengeluarkan darah, segera bersihkan luka gigitan (atau cakaran) tersebut di bawah air mengalir selama 3-5 menit. Lebih baik lagi apabila menggunakan sabun atau cairan antiseptik. Proses pembersihan luka akan menimbulkan rasa nyeri, sehingga anak mungkin berontak atau menghindar saat luka dibersihkan. Mintalah bantuan orang lain untuk memegangi anak dan menggendong atau menenangkan anak. Pembersihan luka ini sangat perlu untuk dilakukan.

Ketika anak digigit atau dicakar kucing, membersihkan luka akan menghilangkan kuman atau kotoran lain yang berpotensi menginfeksi luka. Segera setelah luka dibersihkan, amati kondisi luka apakah masih ada darah yang keluar.

Darah dari luka yang dangkal karena tercakar umumnya akan segera berhenti setelah dibersihkan. Luka karena gigitan yang mengenai area tertentu seperti tangan, rentan membuat darah terus mengalir. Setelah sudah tidak berdarah lagi, biarkan luka sembuh dengan sendirinya dengan keadaan tidak ditutup.

Penutupan luka hanya dilakukan bila ada kemungkinan luka terpapar kotoran seperti debu jalanan. Penutupan luka dapat dilakukan dengan plester atau kassa steril. Sebaiknya luka tidak ditutup lebih dari 5 jam. Bila diperlukan, beri cairan antiseptik atau salep antibiotik untuk mencegah infeksi.

3. Tekan/balut luka bila perlu

Pada luka gigitan yang menyebabkan perdarahan, setelah dibersihkan perlu dilakukan penekanan terhadap luka dengan kain kassa. Bila kassa tidak tersedia, gunakan kain yang bersih dan kering. Penekanan dilakukan pada pusat luka selama 2-4 menit untuk membantu pembekuan darah. Setelah ditekan selama 2-4 menit, evaluasi kembali apakah masih ada darah yang keluar. Penekanan dilakukan hingga perdarahan berhenti.

4. Pengobatan ke dokter atau rumah sakit

Kunjungan ke dokter atau rumah sakit diperlukan jika perdarahan tak kunjung berhenti, terjadi pembengkakan, robekan yang dalam, atau ada dugaan kucing yang mencakar atau menggigir anak menderita rabies. Pada keadaan tersebut, sebaiknya anak segera dibawa ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.

Selama perjalanan ke dokter atau rumah sakit, hendaknya luka terus ditekan untuk menghindari kehilangan darah dalam jumlah banyak. Posisikan daerah yang luka lebih tinggi dengan menggunakan bantalan empuk agar perdarahan bisa lebih cepat berhenti.

5. Pengamatan atas luka setelah gigitan

Selama 24-48 jam setelah anak digigit atau dicakar kucing, perhatikan daerah luka apakah ada tanda-tanda infeksi, misalnya kulit semakin memerah, adanya pembengkakan dan rasa nyeri. Bila itu terjadi, sebaiknya segera ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan