Manfaat Puasa bagi Anak dan Kapan Anak Bisa Belajar Puasa
Desi Hariana | 5 April 2022
Pada dasarnya, berpuasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi, jangan ragu mengajarkan anak untuk berpuasa. Saat mengenalkan anak pada ibadah puasa, hindari memaksa anak karena hanya akan membuatnya trauma dan kapok untuk mencobanya lagi. Sebaiknya perkenalkan secara bertahap.
Manfaat puasa bagi anak
Ketika anak berpuasa, biasanya orangtua merasa khawatir anak akan kekurangan nutrisi. Berpuasa tidak akan menyebabkan anak kurang nutrisi atau stunting, selama orangtua memerhatikan asupan makanan dan minumannya saat sahur dan berbuka. Beberapa manfaat puasa pada tubuh anak:
- Metabolisme tubuh anak melambat sehingga menjadi lebih efisien. Ketika berpuasa, tubuh menggunakan glikogen dan sumber energi yang selama ini tersimpan.
- Kadar hormon insulin menurun dan metabolisme gula darah semakin sensitif.
- Hormon kortisol stabil dan hormon glukagon yang berhubungan dengan kadar gula darah meningkat. Hal ini memicu peningkatan hormon pertumbuhan, penggunaan lemak tubuh lebih efisien, massa otot dan tulang anak menjadi kuat dan padat.
- Stem cells atau sel punca bereplikasi lebih cepat saat berpuasa. Salah satu tugas utama sel punca adalah menghasilkan sel darah putih untuk melindungi tubuh dari infeksi. Hal inilah yang membuat puasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak.
- Saat berpuasa, terjadi proses autofagi atau detoksifikasi yaitu dikeluarkannya sel-sel tubuh yang rusak, yang berpotensi memicu penyakit berbahaya seperti kanker. Jadi, berpuasa juga mengeluarkan racun dan radikal bebas dari tubuh.
- Berpuasa melatih sikap disiplin dan meningkatkan pengendalian diri anak.
Tahapan mengajarkan anak berpuasa
Lalu, kapan saat yang tepat mengajarkan anak berpuasa? Sebaiknya memang sejak dini anak diperkenalkan pada ibadah puasa, walaupun baru sebagai pemerhati, belum melakukannya. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua secara bertahap kala mengajarkan anak berpuasa:
- Usia 0-2 tahun: Anak mulai dikenalkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan saat bulan Ramadan, misalnya ikut melihat anggota keluarga lain berbuka bersama atau melakukan shalat tarawih.
- Usia 3-4 tahun: Kontrol diri anak semakin baik di usia ini dan pemahamannya pun sudah lebih berkembang. Anak sudah dapat diajak untuk mulai ikut sahur atau shalat bersama.
- Usia 5-7 tahun: Ia sudah dapat diajarkan konsep puasa secara utuh dan mencoba untuk berpuasa walaupun tidak full satu hari. Mulai dari 3 jam, naik ke 6 jam, hingga akhirnya sampai maghrib.
- Usia di atas 8 tahun (usia sekolah): Pemahaman dan kontrol diri anak semakin baik, sehingga ia sudah dapat menjalankan ibadah puasa secara penuh.
Mengajarkan anak berpuasa memang butuh kesabaran dan perhatian penuh dari orangtua. Selain itu juga kenalkan anak pada makna puasa dan manfaatnya, baik dari sisi agama maupun kesehatan, agar ia dapat menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran.
Sumber:
Webinar AnakkuID dengan judul, “Perkuat Daya Tahan Tubuh Si Kecil Saat Berpuasa” bersama IPDA. dr. Harun Albar, M.Kes, Sp.A pada tanggal 2 April 2022.