Masalah Menyusui yang Dialami oleh Ibu Baru
Desi Hariana | 7 Februari 2022
Minggu-minggu pertama Si Kecil dibawa pulang ke rumah merupakan masa-masa yang penuh dengan kejutan. Ibu masih sering terjaga di malam hari karena pola tidur Si Kecil yang belum teratur. Ibu juga masih meraba makna tangisannya: mana yang merupakan tanda ia merasa tak nyaman, lapar, atau sakit. Belum lagi berbagai masalah menyusui yang dialami sebagai ibu baru.
Berikut beberapa masalah menyusui yang umumnya dialami oleh ibu baru dan kiat mengatasinya:
1. Puting terasa nyeri
Ibu yang baru menyusui biasanya merasakan sensasi sakit pada puting kala menyusui Si Kecil. Hal ini biasanya terjadi akibat kurang baiknya perlekatan (latching) antara mulut bayi dan puting. Kebanyakan dari masalah puting nyeri ini akan hilang dengan sendirinya.
Cara mengatasinya: Arahkan bayi untuk melakukan perlekatan yang baik yaitu mulut bayi menutupi puting dan sebagian areola dari payudara. Namun jika rasa sakit terasa berkepanjangan, apalagi jika ditemukan ada bisul atau kerak pada puting, segera konsultasikan ke dokter. Dokter biasanya akan memberikan obat untuk puting yang nyeri, begitu pun obat pengurang rasa sakit yang aman.
2. Payudara bengkak
Payudara akan terasa berat dan bengkak karena produksi ASI yang melimpah. Hal ini dipengaruhi oleh fluktuasi hormon dan darah yang lebih banyak mengalir ke area payudara. Payudara bengkak lebih sering ditemukan pada ibu baru dibandingkan ibu yang sudah pernah menyusui sebelumnya. Namun pada umumnya kondisi ini akan berkurang setelah bayi semakin pintar menyusu.
Cara mengatasinya: Susui kapanpun Si Kecil membutuhkan, selain itu Anda juga perlu memompa ASI secara teratur, terutama sebelum menyusui agar aliran ASI juga tidak terlalu deras yang rentan membuat Si Kecil tersedak. Memompa ASI akan mengurangi tekanan pada payudara dan akan membuat ibu lebih nyaman.
3. Penyumbatan saluran ASI dan mastitis
Kadang kala ibu baru juga mengalami saluran ASI yang tersumbat dan menyebabkan benjolan kemerahan di permukaan payudara. Walaupun kondisi ini tidak serius, namun jika terjadi infeksi akibat bakteri dari mulut bayi, maka dapat mengalami kondisi yang disebut dengan mastitis.
Cara mengatasinya: Walaupun terasa sakit, ibu jangan menyerah untuk menyusui. Tetap susui Si Kecil secara teratur dan mengompres payudara dengan air hangat. Jika sakitnya semakin terasa, konsultasikan dengan dokter. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik dan pereda nyeri yang aman bagi ibu menyusui.
4. Tongue-tie dan lip-tie
Hal ini biasanya baru disadari ibu saat bayi tidak dapat melakukan perlekatan dengan baik pada payudara. Tongue-tie adalah ikatan di bawah lidah bayi yang terlalu pendek, sedangkan lip-tie adalah ketatnya jaringan yang merekatkan gusi dan bibir bagian atas. Kedua hal ini membuat bayi sulit menyusui dengan benar.
Cara mengatasinya: Tidak semua kondisi tongue-tie dan lip-tie harus mengalami prosedur operasi. Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter anak untuk menemukan solusi terbaik pada masalah menyusui ini.
5. ASI merembes
Beberapa ibu harus kembali bekerja setelah 2-3 bulan melahirkan. Saat ibu sedang berada di luar rumah dan teringat Si Kecil, biasanya payudara dengan sendirinya akan terasa ‘berat’ dan ASI pun merembes. Jika tubuh ibu sudah terbiasa dengan ritme baru dalam menyusui, maka kondisi ini sedikit demi sedikit lebih terkendali.
Cara mengatasinya: Kenakan pakaian berwarna gelap untuk menyamarkan rembesan ASI. Selalu itu gunakan breastpad (hindari yang menggunakan perekat atau lapisan plastik) di dalam bra ibu. Bawalah breastpad ekstra di dalam tas jika yang dikenakan sudah penuh.
Selain berkonsultasi dengan dokter kandungan, ibu juga dapat meminta tip dari konsultan laktasi untuk berbagai masalah menyusui yang dialami ibu baru.
Referensi: