Memahami Istilah ADD dan ADHD
Desi Hariana | 20 Desember 2019
Masyarakat awam umumnya memahami istilah ADD (Attention-Deficit Disorder) untuk anak yang sulit berkonsentrasi. Sedangkan ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) mengacu pada gangguan hiperaktivitas. Pengertiannya mungkin sudah cukup benar, namun kita juga perlu memahami pengelompokkannya yang lebih akurat.
Istilah lama dan baru
Pemahaman yang baru saja dijabarkan di atas ternyata sudah ‘out-of-date’ alias jadul. Berdasarkan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) yang dirilis bulan Mei tahun 2013 oleh APA (The American Psychiatric Association), ada perubahan dalam pengelompokkan gangguan hiperaktivitas dan gangguan konsentrasi ini.
‘Payung besar’ dari gangguan ini disebut sebagai ADHD (kurang konsentrasi maupun hiperaktivitas). ADHD adalah gangguan yang ditemukan pada kerja otak (brain-based). Gangguan ini dibagi menjadi tiga kelompok lagi, yaitu:
ADHD predominantly inattentive presentation (yang dulu disebut ADD)
Anak-anak yang berada dalam kondisi ini tidak terlihat hiperaktif, bahkan kadang seperti pemalu dan berada dalam ‘dunianya sendiri’. Ciri-ciri yang sering terlihat, antara lain; sulit memusatkan perhatian (mudah teralihkan), menghindari mengerjakan PR, sulit mengikuti instruksi, berkesan tak mendengarkan saat diajak bicara, sering lupa, berantakan, sering hilang barang, sering melamun.
ADHD predominantly hyperactive-impulsive presentation
Anak dengan bentuk gangguan ini seperti memiliki energi yang tak ada habisnya. Sejak bangun tidur hingga tidur kembali, ia akan terus menerus bergerak. Ciri-cirinya antara lain; menjawab sebelum pertanyaan selesai dilontarkan, selalu menginterupsi orang lain, sulit diminta menunggu giliran atau mengantri, bawel, duduk pun selalu bergerak-gerak, kadang tak bisa duduk diam di kelas atau saat makan, senang mengacak-acak susunan barang.
ADHD combined presentation
Kelompok terakhir ini merupakan gabungan dari kedua jenis ADHD yang lain. Dengan kata lain, ciri-ciri dari kedua kelompok lainnya (sulit memusatkan perhatian dan hiperaktivitas) muncul bersamaan pada anak.
Gangguan ADHD ada yang hilang saat dewasa, tapi ada juga yang menetap walaupun berkurang intensitasnya. Tentu saja, untuk mendiagnosis apakah anak mengalami ADHD, ia perlu menjalani serangkaian tes terlebih dahulu. Segera hubungi dokter anak jika Anda menemukan ciri seperti di atas pada anak.
Referensi:
- https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/add-vs-adhd#1
- https://www.healthline.com/health/adhd/difference-between-add-and-adhd#qampa
- https://www.healthline.com/health/adhd#adhd-and-depression