Membantu Anak ASD Mengenal, Memahami, dan Mengatur Emosi
Desi Hariana | 25 April 2024
Beberapa anak dengan gangguan autisme perlu mendapat bantuan dalam mengenal, memahami dan mengatur emosinya. Penting bagi anak autisik untuk mengenal, memahami, dan mengatur emosi dengan baik karena dapat memperkuat hubungannya dengan orang lain dan mendukung kesehatan mentalnya.
Saat anak kewalahan dengan emosinya
Selain harus berhadapan dengan tantangan sosialisasi, komunikasi, serta fungsi eksekutif sehari-hari, anak autistik juga mungkin harus berhadapan dengan masalah sensori seperti sinar terang, suara keras, dan lainnya. Itu sebabnya mengapa saat anak autistik mengalami emosi seperti kesal atau frustrasi, mereka sering kali merasa kewalahan dengan perasaannya sendiri.
Umumnya anak autistik akan melakukan beberapa hal ini ketika kewalahan dengan emosinya:
- tantrum seperti menangis sambil berteriak
- melarikan diri dari situasi yang sulit, kadang hal ini dapat membahayakan
- menyakiti diri sendiri
- bersikap berlebihan dan sulit ditenangkan
- tak bisa menerima penjelasan orang lain yang bertujuan menenangkan
- menunjukkan perilaku menstimulasi diri seperti mengepak-ngepakkan tangan.
Mengenali emosi
Langkah pertama adalah membantu anak autistik untuk mengenali emosi diri sendiri maupun orang lain. Anda dapat menggunakan interaksi sehari-sehari sebagai media belajar anak.
Lakukan hal ini bersama anak:
- Menonton film bersama, lalu jelaskan emosi yang diperlihatkan oleh karakternya. Misalnya, “Lihat, dia tersenyum karena senang diberi hadiah oleh ibunya.”
- Mencontohkan emosi yang diperlihatkan anak, ajak ia bercermin dan katakan, “Kamu sedang tidak senang ya, wajahmu terlihat merengut terus, tuh.”
- Membantu anak memahami apa yang dirasakan, misalnya ketika ia sedang merasa khawatir, tanyakan anak apakah ia merasa jantungnya berdebar, perutnya seperti terasa aneh, jelaskan bahwa itu pertanda dia merasa khawatir.
- Minta anak menggambarkan apa yang mereka rasakan, atau bisa juga melalui cara lain seperti bermain play-dough, menyanyi, atau menari.
- Ajak anak bermain peran, masing-masing memilih salah satu emosi, lalu mencontohkannya. Misalnya bagaimana jika orang sedang merasa marah, sedih, kesal, dan lainnya.
- Ayah dan Ibu juga bisa menggunakan kartu wajah yang memperlihatkan berbagai emosi, atau menggunakan buku bergambar untuk menjelaskan emosi pada anak.
Memahami emosi
Anak dengan ASD perlu bantuan dalam memahami bahwa emosi muncul akibat apa yang ia pikirkan atau rasakan. Ayah dan Ibu dapat menjelaskan pada anak bahwa wajar jika sesekali ia merasa marah, kesal, iri, sedih karena sesuatu. Bahkan perasaan ini juga ada yang kecil dan besar. Apa yang dirasakan ini disebut sebagai emosi dan dapat terlihat pada wajah maupun tubuh mereka.
Anda dapat memberikan contoh, misalnya kalau ada teman lain yang sedang bermain di dekatnya, jika teman tersebut berbagi mainan dengannya, anak pasti merasa senang. Sebaliknya, apabila teman tersebut merebut mainan anak, pasti ia merasa sedih. Nah, sedih dan senang yang ia rasakan itu adalah emosi. Anda bisa menggunakan ekspresi pada karakter dalam buku bergambar untuk menjelaskan hal tersebut.
Mengatur emosi
Emosi yang terlalu kuat dapat membuat anak autistik merasa kewalahan. Ia perlu strategi untuk menenangkan diri yang dapat diterapkan ketika merasa kewalahan dengan emosinya sendiri. Salah satu strategi ini dinamai ‘Proses 5 Langkah’, yaitu:
1. Menyadari emosi yang sedang dirasakan
2. Menyebutkan emosi tersebut
3. Diam dan tidak mengatakan apapun
4. Orangtua/pengasuh membantu anak menenangkan diri
5. Menyelesaikan atau menjelaskan hal-hal yang membuat anak emosi.
Menenangkan diri dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menghitung mundur dari 10, menarik napas dalam-dalam beberapa kali, anak mencari ruang sepi yang dapat membuatnya lebih tenang, atau mendengarkan musik yang menenangkan.
Ingatlah bahwa mengenali, memahami, serta mengatur emosi dalah sebuah keterampilan yang perlu diasah. Jadi, kita mungkin harus melakukannya berkali-kali hingga anak bisa benar-benar menguasai keterampilan ini.
Referensi: