PSIKOLOGI ANAK

Mengembangkan Minat Memasak pada Anak

Mengembangkan minat memasak pada anak perlu memperhatikan berbagai hal agar tugas sekolah online tidak terabaikan.


Anissa Aryati | 28 Agustus 2020

Anak yang sedari kecil sudah tertarik pada dunia memasak terlihat dari sikapnya. Misalnya saat ibu memasak, anak ke dapur untuk memperhatikan dan menunggui ibu memasak. Saat ibu minta tolong mencucikan sayur anak dengan sigap langsung mengerjakannya. Begitu pun saat diminta memotong buah, membuat garnish dan menatanya di wadah. Anak terlihat antusias dan menikmati apa yang dikerjakannya.  

Melihat hal ini orangtua perlu kiranya mendukung serta mengembangkan minat memasak pada anak secara lebih serius dan terarah. Hal yang lebih positif adalah dengan mengikut-sertakan anak di kelas memasak yunior atau klub memasak online anak-anak. Memasak tak hanya melatih keterampilan anak untuk mandiri tetapi bisa menjadi ajang refreshing bagi anak di tengah padatnya mengerjakan tugas online yang diberikan oleh sekolah. 

Guna mendukung minat anak di dunia memasak ada hal penting yang harus diperhatikan orangtua, misalnya dengan memberikan kesempatan, ruang serta akomodasi bagi anak. Selain juga memperhatikan 4 poin penting sebelum membiarkan anak turun ke dapur untuk bereksplorasi.

1. Menentukan waktu  
 
Memasak tentunya membutuhkan proses, oleh karena itu ada baiknya kegiatan ini dilakukan setelah anak-anak selesai mengerjakan tugas utama dari sekolah. Pemilihan waktu yang tepat ini bertujuan agar kegiatan memasak ini tidak dilakukan secara buru-buru atau mengganggu konsentrasi anak dari kegiatan sekolah. Pada masakan yang sederhana, mungkin bisa dilakukan saat sore dimana anak sudah cukup beristirahat. Namun, untuk masakan yang lebih rumit bisa dilakukan saat akhir pekan dimana tidak ada aktivitas untuk mengerjakan tugas sekolah. 

2. Pertimbangkan usia

Mengembangkan minat memasak pada anak, orangtua perlu mempertimbangkan usia anak. Sebaiknya lakukan secara bertahap, mulai dari pengenalan konsep memasak, pelatihan tugas sederhana, memasak menu yang ringan hingga yang lebih kompleks.

  • Pada usia 3-5 tahun misalnya anak mulai diajarkan mengenal nama-nama sayuran dan peralatan memasak. Mereka juga bisa diajari cara menggunakan dan mencuci peralatan.
  • Pada usia 5 tahun ke atas mereka bisa diserahi tugas memotong, mematikan kompor atau yang lainnya. Bisa juga mereka diserahi tugas membuat makanan sederhana seperti menyiapkan sarapan mereka sendiri dari mengoleskan mentega atau selai pada roti serta menaburinya dengan meses, membuat salad atau menyiapkan susu dan sereal. 
  • Usia 12 tahun ke atas tentunya sudah bisa diserahi tugas yang lebih kompleks. 

3. Persiapan memasak 

Ajak anak memasak sambil memberitahukan pada anak beberapa alat masak dan bahan makanan yang akan digunakan. Ada beberapa benda yang perlu  berhati-hati menggunakannya, seperti pisau, garpu, menyalakan kompor dan yang lainnya. Selain itu orangtua juga perlu menerangkan berbagai antisipasi yang harus dilakukan anak apabila terjadi kecelakaan kecil di dapur. Apabila tidak ingin dapur menjadi kotor beri alas yang dapat memudahkan anak untuk membersihkannya. Beri tanda area mana yang anak tidak boleh mendekat (misalnya area dekat kompor). Bisa juga anak-anak diminta untuk memasak di lokasi yang berbeda, yang nantinya dibawa ke dapur utama.

Saat persiapan bahan dan alat memasak, libatkan anak sesuai kemampuan mereka, misalnya menghitung jumlah kentang yang dibutuhkan, mengangkat panci kecil, dan yang lainnya. Selanjutnya orang tua yang melakukan akivitas yang lebih berat yang berhubungan dengan kompor. Jangan lupa untuk tetap mengawasi anak. Apabila anak-anak ingin melakukan pekerjaan seperti memotong berikan mereka kesempatan. 

4. Minimalisir risiko

Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mereka ingin memegang apapun dan mencoba berbagai bahan yang ada di dapur. Sebelum kegiatan memasak dimulai, orang tua perlu memberi tahu berbagai peraturan yang harus dipatuhi anak semisal bahan makanan serta benda dapur mana saja yang boleh ataupun tidak boleh dipegang. Orang tua juga perlu mengajarkan anak bagaimana memegang bahan makanan yang sekiranya membuat mereka merasa jijik seperti hal daging, ikan atau yang lainnya agar tidak jatuh saat dipegang dan tidak membuat kotor dapur

Kegiatan memasak dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak sekaligus mengembangkan minat memasak pada anak. Jangan lupa untuk mengingakan anak agar merapikan peralatan dapur setelah selesai memasak, agar dapur rapi kembali.

Konsultan :
Maharani Ardi Putri, M.Si, Psi
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan