Makanan Bisa Pengaruhi Kinerja Obat
Desi Hariana | 28 Agustus 2020
Beberapa makanan atau minuman dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang tengah kita konsumsi, sekalipun makanan/minuman tersebut kita anggap sehat seperti buah-buahan atau susu. Ada beberapa interaksi dasar antara makanan/minuman dengan obat-obatan yang perlu kita ketahui.
Bagaimana nutrisi dan obat-obatan diproses?
Seorang ahli jantung dari Piedmont Heart Institute di Atlanta, Amerika Serikat, Winston H. Gandy, Jr. mengatakan bahwa interaksi makanan dan minuman dengan obat ini berhubungan dengan cara tubuh memproses nutrisi dan obat-obatan. Keduanya merupakan elemen yang berbeda fungsi, namun diproses dengan cara yang sama. Jika sistem tersebut terganggu akibat elemen yang diproses saling ‘bertabrakan’, maka makanan bisa pengaruhi kinerja obat dan memberikan efek merugikan bagi kesehatan.
Makanan bisa pengaruhi kinerja obat
Ada beberapa contoh dari interaksi makanan atau minuman dengan obat-obatan yang secara umum perlu kita ketahui, misalnya:
1. Susu dan turunannya seperti yogurt dan keju dapat berinteraksi dengan antibiotik seperti tetrasiklin, doksisiklin, atau siprofloksasin. Kalsium yang ada di dalam susu akan mengikat antibiotik dan membuatnya sulit diserap tubuh. Susu juga dapat mengurangi penyerapan zat besi di saluran pencernaan.
2. Vitamin K dapat berinteraksi dengan obat-obatan pengencer darah seperti warfarin. Hal ini mudah dipahami karena vitamin K berfungsi sebagai zat yang membantu proses pembekuan darah jika terjadi perdarahan/luka.
3. Karbohidrat dan makanan tinggi gula akan berinteraksi dengan obat diabetes seperti metformin dan insulin yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Karena tidak memberikan efek, dosis obat-obatan tersebut jadi harus ditingkatkan oleh dokter.
4. Makan buah grapefruit (limau gedang) atau minum jusnya, dapat berinteraksi dengan obat penurun kolesterol (jenis statin) seperti atorvastatin, lovastatin, dan simvastatin.
5. Cokelat dapat berinteraksi dengan obat-obatan jenis MAO inhibitors (obat antidepresan) seperti fenelzin atau tranilsipromin dan dapat membahayakan tubuh.
6. Minuman beralkohol perlu dihindari ketika sedang mengonsumsi obat. Alkohol dan beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan sangat buruk, misalnya menyebabkan kantuk berlebihan jika diminum dengan antihistamin (obat antialergi), kerusakan hati jika diminum dengan obat asetaminofen dalam dosis tinggi, perdarahan pencernaan jika diminum dengan ibuprofen, bahkan berakibat fatal jika diminum bersamaan obat penahan sakit seperti oksikodon.
Tanyakan kepada dokter Anda
Yang disebutkan di atas tentu hanya contoh makanan bisa pengaruhi kinerja obat. Masih ada makanan/minuman lainnya yang juga dapat memengaruhi kinerja obat-obatan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda perlu bertanya pada dokter tentang makanan atau minuman apa yang perlu dihindari ketika diberikan resep obat tertentu. Atau Anda juga dapat bertanya apakah makanan atau minuman yang selama ini Anda konsumsi sehari-hari dapat berinteraksi dengan obat yang diberikan oleh dokter.
Referensi:
- https://familydoctor.org/drug-food-interactions/
- https://www.health.harvard.edu/drugs-and-medications/is-your-diet-interfering-with-your-medication-regimen
- https://www.heart.org/en/health-topics/consumer-healthcare/medication-information/medication-interactions-food-supplements-and-other-drugs
- https://www.pharmacytimes.com/news/5-dangerous-food-drug-interactions