Menstruasi yang Tak Teratur
Desi Hariana | 27 Februari 2023
Menstruasi atau haid yang tak teratur dikenal dengan istilah medis oligomenorrhea. Pada umumnya, menstruasi yang tak teratur dialami oleh anak gadis yang baru mengalami pubertas, ibu yang menggunakan alat KB, ibu menyusui, atau perempuan yang mendekati masa menopause. Mari kita ketahui apa penyebab dan cara mengatasi menstruasi yang tak teratur ini.
Bagaimana mengetahui bahwa menstruasi kita teratur atau tidak?
Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda. Ada yang waktunya selalu tepat sama setiap bulannya, ada juga yang tidak. Rata-rata setiap perempuan mengalami menstruasi dalam periode setiap 24 hingga 38 hari dan masa menstruasi antara dua hingga delapan hari.
Siklus menstruasi dinyatakan tak teratur apabila:
- Waktu awal menstruasi tiap bulannya mulai berubah dengan rentang yang cukup jauh.
- Flow atau aliran darah yang terbuang saat menstruasi lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.
- Masa menstruasi berbeda-beda, tidak mengikuti pola yang sama.
Penyebab menstruasi yang tak teratur
Banyak hal yang dapat menjadi penyebab menstruasi yang tak teratur. Berikut adalah beberapa yang paling umum ditemukan:
1. Masalah hormon. Estrogen, progesteron, dan hormon yang menstimulasi folikel (sekumpulan sel berbentuk bulat) yang ada di indung telur, adalah hormon-hormon utama yang bertanggung jawab dalam mengatur siklus menstruasi. Jika terjadi sesuatu yang menggangu kerja ketiga hormon tersebut, maka menstruasi pun dapat menjadi tak teratur.
2. Penggunaan kontrasepsi. Alat kontrasepsi yang digunakan ibu memang dibuat dengan tujuan untuk menghalangi terjadinya ovulasi (indung telur menghasilkan sel telur). Jadi tentu saja hal ini akan mengganggu menstruasi, bahkan bisa saja ibu tak mengalami menstruasi. Beberapa ibu dapat mengalami withdrawal bleed (pendarahan yang mirip menstruasi) kala baru menggunakan atau melepas kontrasepsinya.
3. PCOS (polycystic ovary syndrome). Munculnya kista di indung telur membuat tingkat testosteron meningkat dan menghalangi ovulasi.
4. Gangguan tiroid. Kelenjar tiroid yang berada di bagian depan leher kita menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme, detak jantung, dan fungsi dasar lainnya, termasuk mengatur waktu ovulasi dan menstruasi.
5. Gangguan pola makan. Perempuan yang memiliki BB berlebih atau justru sebaliknya, dapat mengalami menstruasi yang tak teratur. Begitu juga dengan mereka yang melakukan olahraga secara eksesif atau berlebihan.
6. Endometriosis. Kondisi dimana sel yang seharusnya menempel di dalam rahim dan luruh ketika menstruasi, justru berkembang di luar rahim. Ibu biasanya mengalami gejala seperti aliran darah yang banyak, kadang muncul juga gumpalan darah, perdarahan di antara siklus menstruasi, hingga kesulitan untuk hamil.
7. Stres. Kondisi mental yang tidak tenang juga dapat mengganggu kerja hormon di dalam tubuh yang pada akhirnya dapat mengganggu siklus menstruasi.
Penanganan menstruasi yang tak teratur
Saat ibu atau anak gadis ibu mengalami menstruasi yang tak teratur, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter obgyn atau kebidanan untuk mengetahui penyebabnya. Dokter tentunya akan melakukan penanganan sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ditemukan.
Ada kondisi menstruasi yang tak teratur namun dianggap tidak menggangu kesehatan, atau masih dianggap normal, maka dokter tak akan menyarankan pengobatan apapun. Namun ada juga yang perlu ditangani dengan pemberian terapi hormon (biasanya dengan pil KB), mengubah gaya hidup, hingga pembedahan jika memang diperlukan, misalnya pada kasus endometriosis.
Referensi: