Pengaruh Skoliosis pada Kecerdasan Anak
Desi Hariana | 30 Juli 2024
Secara sederhana, skoliosis dapat disebut sebagai kondisi abnormal pada tulang belakang seseorang. Kondisi ini dapat ditemukan sejak masih usia kanak-kanak. Deviasi atau besarnya penyimpangan dari kondisi normal lebih dari 10% (Cobb angle). Pada kondisi deviasi 40% atau lebih, umumnya membutuhkan upaya pembedahan.
Selain berpengaruh pada postur seseorang, skoliosis juga dapat mempengaruhi kecerdasan anak. Berikut penjelasannya:
Mengganggu kelancaran sinyal sistem saraf
Ketika tulang bekalang kita bengkok ke satu sisi, maka hal ini akan menekan susunan saraf di bagian dalam lengkungan, dan meregang di bagian luar lengkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan sinyal sistem saraf, baik dari otak ke seluruh tubuh, maupun sebaliknya.
Akibatnya, muncullah rasa sakit yang disebut sebagai radikulopati. Selain rasa kesemutan, radikulopati juga dapat menyebabkan gangguan gerak, baik motorik kasar maupun halus. Bahkan radikulopati juga dapat menyebabkan terganggunya saraf yang mengontrol kandung kemih maupun pencernaan, dan dapat menyebabkan inkontinens (tidak bisa menahan BAB atau BAK).
Gangguan pada neurotransmitter
Skoliosis juga dapat menyebabkan ketidakmampuan neurotransmitter dalam bekerja. Neurotransmitter seperti serotonin norepinefrin, atau histamin, sangat penting dalam proses berpikir seseorang.
Mengganggu peredaran cairan otak
CSF atau cerebrospinal fluid yang ada di otak kita memiliki banyak fungsi, seperti memberi proteksi dari kemungkinan benturan, menutrisi, dan mengeluarkan sisa metabolisme ke luar dari otak. Pada pasien skoliosis, terjadi gangguan peredaran cairan di otak yang tak hanya dapat menyebabkan sakit kepala parah, tapi juga mengganggu kerja sel otak.
Berbagai hal lainnya yang dapat dialami oleh anak dengan gangguan skoliosis antara lain:
- Perubahan postur tubuh yang lama kelamaan makin parah.
- Menyebabkan gangguan keseimbangan.
- Gangguan pencernaan, mulai dari kesulitan menelan, hingga penyerapan makanan yang tidak sempurna.
- Mengakibatkan gangguan pada sistem reproduktif perempuan.
- Menyulitkan saat bernapas, karena posisi paru yang tertekan oleh tulang dada.
- Menyebabkan serangan jantung apabila jantung tak memiliki ruang cukup untuk berdegup.
- Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, marah, tidak percaya diri, negative body image, dan lain sebagainya.
Penanganan skoliosis
Tergantung seberapa parah skoliosis yang dialami oleh pasien, berikut adalah beberapa alternatif penanganan atau tindakan yang dilakukan oleh orangtua, seperti:
- Fisioterapi dan terapi okupasi
- manajemen rasa sakit
- perawatan kiropraktik
- pemijatan
- pemasangan alat penahan (braces)
- psikoterapi
- pembedahan minimal
- penyatuan dua tulang
- osteotomi (mengatur kembali bentuk tulang lelalui pembedahan
- dan masih banyak lagi.
Lebih cepat penanganan pada skoliosis akan lebih baik hasilnya pada pasien.
Referensi: