Stimming Tak Selalu Buruk
Desi Hariana | 7 Oktober 2020
Stimming adalah salah satu karakteristik yang ditemukan pada anak dengan ASD (autistic spectrum disorder) selain gangguan komunikasi dan hubungan sosial. Definisi dari stimming adalah perilaku yang berulang-ulang yang melibatkan gerakan atau suara yang berulang. Contohnya jika anak menggigiti kuku, memutar-mutar rambut, atau mengetuk-ngetuk meja.
Penyebab anak melakukannya
Stimming merupakan bagian dari Restrictive Repetitive Behavior, yang sering juga disebut dalam istilah ilmiahnya sebagai Repetitive Sensorimotor. Jika ditelaah dari sisi analisis perilaku, stimming harus dicari dahulu penyebabnya sebelum dilakukan intervensi. Antecedent atau hal yang mendahului perilaku stimming dikategorikan ke dalam empat bagian berdasarkan alasan atau penyebab, yaitu:
1. Sensori
Bisa akibat stimulasi yang berlebih, kurang stimulasi, ekspresi gembira, atau bisa juga akibat stres. Jadi, stimming tak selalu buruk, jika itu merupakan ekspresi gembira selama tidak membahayakan dirinya maupun orang lain, tak perlu dikoreksi.
2. Escape (pelarian)
Anak menghindar dari rasa sakit, atau untuk menghindari tugas. Perhatikan lebih teliti, apakah ada kemungkinan ia menghindar dari rasa sakit? Jika ya, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3. Attention (mencari perhatian)
Sering juga stimming dilakukan anak karena ingin mendapat perhatian, terutama dari orang tuanya. Berikan ia perhatian lebih sering untuk mengurangi perilaku stimming tersebut.
4. Tangible (akses pada benda atau sesuatu)
Jika anak melakukan stimming karena ingin diperbolehkan atau mendapat akses pada benda (misalnya handphone), atau makanan yang ia inginkan. Ajari anak untuk memahami bahwa ia baru bisa mendapat akses jika telah melakukan sesuatu. Misalnya, untuk bisa mendapat akses ke handphone, ia perlu menyelesaikan tugas menulisnya terlebih dahulu.
Hal yang perlu diingat oleh orang tua, guru, dan terapis
- Stimming tak selalu buruk, selama tidak membahayakan anak, misalnya tidak membenturkan kepala ke tembok, berlari ke jalan, atau menendang orang lain.
- Bentuk stimming dapat berubah, dari misalnya memutar-mutar benda, menjadi mengayun-ayunkan tubuh. Kenali dahulu penyebabnya, jika itu adalah ekspresi gembira, tak perlu dihilangkan.
- Stimming akan berkurang ketika keterampilan anak meningkat. Karena itu, akan sangat baik jika anak dengan ASD selalu diajari keterampilan baru.
- Orangtua, terapis, maupuin guru dapat melakukan sesuatu terhadap perilaku stimming ini. Contohnya jika membahayakan atau mengganggu hubungan sosialnya, berikan alternatif stimming yang lebih dapat diterima.
- Selama tidak mengganggu hubungan sosial, proses dan kemampuan belajar, menyebabkan masalah keluarga, membahayakan diri sendiri atau orang lain, stimming tak perlu dihentikan.
Tip mengatasi stimming
- Jika stimming sudah mengganggu, segera konsultasikan dengan ahlinya, bisa dokter, psikolog, atau terapis anak untuk mencari cara tepat dalam penanganannya.
- Kurangi atau hindari pemicunya, seperti hal-hal yang menyebabkan anak stres, melarikan diri karena sakit, dan lain sebagainya.
- Hindari berusaha menghentikan stimming tanpa tahu penyebab awalnya, karena bisa jadi malah akan digantikan dengan stimming bentuk lain yang lebih mengganggu.
- Ajarkan perilaku alternatif yang lebih bisa diterima lingkungan sosial. Misalnya untuk mengganti perilaku mengepakkan tangan, ia diberi bola karet yang bisa ditekan-tekan saat stres.
Materi:
Webinar AnakkuID “Behavior Talk (12): Apa Itu Stimming dan Bagaimana Mengatasinya?”
Pembicara:
Christy Prawira, MBA., M.A., BCBA
Agents of Behavior Change