KESEHATAN KELUARGA

Tanya Jawab Seputar Virus Omicron

Setelah virus COVID-19 varian Delta, sekarang muncul varian Omicron yang membuat pandemi ini terasa semakin panjang. Apa saja yang perlu kita ketahui tentang varian Omicron?

Dr. dr. Sukamto Koesnoe, Sp.PD, K-AI | 27 Februari 2022

Begitu banyak pertanyaan tentang varian Omicron yang merupakan varian baru COVID-19. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang paling sering muncul tentang varian Omicron:

Tanya:

Dok, apakah betul pasien COVID-19 varian Omicron lebih cepat sembuh dibanding varian lain termasuk Delta?

Jawab:

Ya, karena memang dari data yang ada, baik di dalam maupun luar negeri, orang yang terinfeksi varian Omicron cenderung ringan bahkan tanpa gejala, dan pemulihan lebih cepat dibandingkan pendahulunya, varian Delta.

Meskipun demikian, kita tetap harus waspada. Karena bagi mereka yang memiliki daya tahan tubuh buruk dan memiliki penyakit komorbid, Omicron ini membuat kondisi penyakit komorbid yang sudah ada sebelumnya semakin buruk.

Mengapa lebih ringan? Ini berhubungan dengan daya tahan tubuh orang yang terinfeksi. Ingat, saat ini cakupan imunisasi di seluruh dunia sudah cukup tinggi, lebih dari 50% dari populasi.

Tanya:

Apa saja gejala varian Omicron yang muncul pada penderitanya?

Jawab:

Berdasarkan laporan kasus Omicron di Amerika Serikat akhir 2021 lalu data pasien bergejala yang mengalami: batuk 89%, kelelahan 65%, hidung tersumbat 59%, demam 38%, mual atau muntah 22%, sesak napas 16%, diare 11%, anosmia 8%.

Sedangkan data di dalam negeri, yang dikumpulkan dari RS Persahabatan didapatkan

sebanyak 65% bergejala ringan, batuk kering 63%, nyeri tenggorokan 54%, pilek 27%, sakit kepala 36%, demam 18%.

Tanya:

Kapan saatnya seseorang perlu dirawat di rumah sakit?

Jawab:

Pasien yang dirawat inap hanya yang bergejala sedang dan berat, atau gejala ringan dengan pemberatan komorbidnya.

Berikut empat kriteria sembuh untuk pasien Omicron:

1. Pada kasus konfirmasi COVID-19 yang tidak bergejala, isolasi dilakukan minimal 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis terkonfirmasi.

2. Pada kasus konfirmasi COVID-19 dengan gejala, isolasi dilakukan selama 10 hari sejak muncul gejala ditambah sekurang-kurangnya 3 hari bebas gejala demam dan pernapasan. Jika masih terdapat gejala setelah hari ke-10, maka isolasi tetap dilanjutkan sampai gejala hilang ditambah 3 hari.

3. Pada kasus konfirmasi COVID-19 yang sudah mengalami perbaikan klinis saat isolasi, dapat dilakukan pemeriksaan NAAT (nucleic acid amplification test) termasuk pemeriksaan RT-PCR (reverse transcriptase-polymerase chain reaction) pada hari ke-5 dan ke-6 dengan selang waktu 24 jam. Jika hasil negatif berturut-turut, pasien dapat dinyatakan sembuh dan isolasi selesai.

4. Pada kasus konfirmasi COVID-19 yang sudah mengalami perbaikan klinis saat isolasi, tetapi tidak melakukan pemeriksaan NAAT termasuk pemeriksaan RT-PCR pada hari ke-5 dan ke-6 dengan selang waktu 24 jam, maka pasien masih harus melaksanakan isolasi sesuai dengan ketentuan pada poin nomor 2.

Tanya:

Apa saja yang perlu dilakukan agar terhindar dari penularan COVID-19 selain penerapan protokol kesehatan

Jawab:

Tingkatkan pertahanan tubuh, baik pertahanan spesifik maupun pertahanan non spesifik terhadap virusnya.

Pertahanan spesifik adalah dengan vaksinasi COVID-19, yang akan merangsang tubuh membentuk antibodi spesifik virus COVID-19 dan yang dapat mencegah infeksi. Kalaupun sakit akan ringan-ringan saja.

Pencegahan yang umum dilakukan:

1. Patuhi protokol kesehatan

2. Tidak merokok

3. Berolahraga

4. Selalu berpikir positif

5. Makan teratur, makanan bergizi terutama buah dan sayur serta protein (pada kondisi penyakit tertentu mungkin dibatasi), boleh ditambahkan vitamin dan mineral. Beberapa suplemen yang dapat membantu daya tahan tubuh bisa dikonsumsi, tetapi tidak boleh berlebihan. Zat-penting yang bisa ditambahkan seperti Vit C, Vit D, Vit E dan Zn, serta probiotik.

6. Tidak keluar rumah bila tak perlu, agar terhindar dari paparan virus/jumlah virus yang masuk ke tubuh minimal.

7. Vaksinasi lainnya seperti flu dan pneumonia, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Selanjutnya

Gagap pada Anak

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan