Tindakan Impulsif pada Anak
Anissa Aryati | 19 April 2022
Impulsif merupakan suatu tindakan yang tiba-tiba dilakukan tanpa perencanaan dan pertimbangan. Tidak hanya terjadi pada anak, orang dewasa sekalipun dapat mengalami sikap impulsif. Impulsif biasanya berhubungan dengan sikap, perilaku atau tindakan, tetapi pada usia anak-anak, impulsif bisa juga dikaitkan dengan perkembangan otak.
Belum ada kesadaran akan dampak perilakunya
Pada sebuah studi yang mengupas tentang perilaku impulsif, terungkap bahwa impulsif merupakan sifat kepribadian yang menyebabkan seseorang mengalami hambatan dan kesulitan saat merespons stimulus. Efeknya, mereka dapat melakukan tindakan yang tak terencana, atau tidak mempertimbangkan konsekuensinya.
Beberapa penyebab yang dianggap sebagai pemicu dari tindakan impulsif pada anak bisa diakibatkan karena ia belum menyadari pengaruh maupun dampak perilaku mereka terhadap diri sendiri maupun orang lain. Penyebab lain tindakan impulsif pada anak juga bisa disebabkan masalah yang berhubungan dengan perubahan otak anak karena di masa kanak-kanak, otak masih berkembang.
Contoh dari tindakan impulsif yang bisa dijumpai pada anak-anak antara lain:
- Berlari ke arah jalan tanpa memperhatikan lalu lintas.
- Melompat ke kolam sekalipun tidak bisa berenang.
- Menghancurkan barang-barang pada saat marah.
- Berteriak saat frustrasi.
- Menyela pembicaraan orangtua.
- Sering merasa terganggu dengan apa yang tak mereka sukai.
Pada orang dewasa, tindakan impulsif dapat terlihat melalui sikap yang gemar berbelanja berlebihan, makan berkali-kali, oversharing tentang hal yang bersifat pribadi dan secara tiba-tiba berhenti atau menjauhkan diri dari komunitas tertentu.
Mengatasi tindakan impulsif anak
Sebenarnya tindakan impulsif pada anak akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu, karena ia semakin mampu untuk mengendalikan diri. Berbeda halnya apabila tindakan impulsif dilatarbelakangi kondisi tertentu, seperti pada anak dengan gangguan kecemasan, autisme, ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder), gangguan bipolar maupun kepribadian antisosial.
Untuk mengendalikan tindakan impulsif anak, lakukan pendekatan pada anak untuk mengetahui situasi yang memicu tindakan impulsif mereka, apakah karena merasa gelisah atau terganggu. Berikan buku notes atau buku gambar untuk mengalihkan perhatian anak setiap kali hendak bersikap impulsif. Ajari ia menulis atau menggambarkan apa yang hendak mereka lakukan berikut konsekuensinya.
Untuk tindakan impulsif yang tak mampu dikendalikan anak, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk mencari ada tidaknya keterkaitan antara tindakan impulsif pada anak dengan salah satu gangguan perilaku/kognitif. Pemberian obat-obatan pengendali tindakan impulsif pada anak seperti antidepresan biasanya direkomendasikan hanya bila diperlukan.
Referensi: