Mendisiplinkan Anak Berkebutuhan Khusus
Desi Hariana | 27 Maret 2023
Sejak menerima diagnosis mengenai kondisi Si Kecil, kehidupan keluarga Anda mungkin semakin penuh tantangan. Sering kali orangtua merasa berat hati kala akan mendisiplinkan anak berkebutuhan khusus, padahal sebenarnya hal tersebut juga ia butuhkan. Disiplin di sini bukan berarti menghukum anak atau menekannya, tapi lebih pada mengoreksi sikapnya, menunjukkan mana yang benar dan salah.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam mendisiplinkan anak berkebutuhan khusus:
1. Konsisten
ABK atau bukan, konsistensi orangtua merupakan hal utama dalam mendisiplinkan anak. Kita perlu menerapkan standar aktivitas yang dapat diikuti anak, misalnya rutinitas bangun tidur, makan dan lain sebagainya. Sampaikan pada anak bahwa kita percaya ia bisa melakukannya, sehingga ia juga percaya diri.
2. Mempelajari kondisi yang dialami anak
Kita juga perlu mengetahui apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan anak dengan kondisinya, sehingga kita juga tahu bagaimana cara membantunya menjalankan tugas sehari-hari. Berkonsultasilah dengan ahlinya, atau juga orangtua lain. Anda dapat menemukan strategi dari mereka mengenai bagaimana menghadapi anak dengan kondisi seperti Si Kecil.
3. Berikan instruksi yang sederhana
Anak berkebutuhan khusus umumnya memiliki batasan dalam berkomunikasi, sehingga ia akan sulit menerima instruksi yang bertumpuk. Berikan instruksi yang sederhana dan mudah ia mengerti. Biarkan ia menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu, sebelum berpindah ke tugas lainnya.
4. Menggunakan rewards/reinforcements
Dibandingkan dengan memberikan hukuman, sebaiknya gunakan rewards atau reinforcements untuk memperkuat perilaku positif yang diinginkan.
5. Memberi anak (dan diri Anda sendiri) kepercayaan
Percayalah bahwa anak dapat melakukan instruksi yang diberikan, dan percayalah bahwa kita sebagai orangtua dapat membuat anak menjalankan instruksi tersebut.
7. Jangan lupa pujian
Anak pasti senang jika mendapat pujian setelah berhasil melakukan atau menyelesaikan rutinitas harian yang kita minta ia lakukan. Bisa dengan memperlihatkan jempol, tepukan di punggung, pelukan, atau ucapan, seperti, “Horeee… kamu berhasil menyelesaikannya, Ibu bangga sama kamu!”
Tentu saja ada kalanya anak menunjukkan kemunduran akibat suasana hatinya yang sedang tidak baik. Dibutuhkan kesabaran dari Ayah dan Ibu agar anak bisa cepat bangkit kembali dan melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Referensi: