Menyapih Si Kecil
Proses menyapih kerap menimbulkan problematika tersendiri bagi ibu. Ada anak yang dengan sendirinya ingin berhenti menyusu, ada pula yang tidak mau lepas meski ibu telah berupaya keras untuk menyapihnya. Menurut American Academy of Pediatrics, penyapihan adalah murni keputusan ibu, karena ibulah yang paling tahu kapan saat tepat menyapih anak.
Agar proses penyapihan berjalan lancar, ada beberapa langkah yang bisa ibu ikuti:
- Lakukan secara bertahap. Menyapih secara tiba-tiba dapat memancing reaksi negatif dari anak, contohnya mengamuk. Kenalkan terlebih dahulu makanan cair ke padat, rasa yang berbeda-beda, hingga tekstur yang lebih padat ke dalam menu makannya. Hal ini akan mempermudah ibu melepas ketergantungan anak akan ASI.
- Kurangi waktu menyusui. Hal ini memang bisa berjalan dalam hitungan minggu hingga bulan, tetapi akan mengurangi trauma anak terhadap perpisahan dan mengurangi rasa tidak nyaman di payudara ibu.
- Menyusui sambil tidur adalah yang paling akhir dikurangi. Anak akan lebih lama dan lebih dekat dengan Ibu saat menyusu di pagi dan malam ketika tidur. Waktu menyusu di siang hari merupakan yang paling mudah Ibu kurangi, gantilah waktu menyusui dengan pemberian makanan padat.
- Alihkan perhatiannya. Jika anak sudah di atas usia 1 tahun, jangan tawarkan ASI meski ia rewel dan minta menyusu. Ibu bisa mengalihkan perhatian anak dengan mengajaknya bermain.
- Beri anak tambahan suplementasi zat besi saat penyapihan. Menurut penelitian, zat besi diperlukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak. Daging merah adalah sumber zat besi yang terbaik. Coba tambahkan 25 gr daging giling pada bubur nasi atau nasi tim anak. Sumber zat besi lain bisa didapat dari hati sapi, hati ayam, sayuran hijau, atau buah seperti pepaya, strawberi, jeruk dan lainnya.
Ada beberapa kondisi dimana proses penyapihan perlu ditunda, misalnya bila anak memiliki alergi, hingga ia perlu waktu lebih lama dalam pengenalan makanan dibandingkan anak yang tak alergi. Selain itu, jangan lakukan penyapihan saat anak sedang sakit atau tumbuh gigi, proses ini akan membuat suasana menjadi traumatik bagi anak maupun ibu. Tunggulah hingga ia sehat dan ceria kembali. Begitu juga, bila terdapat perubahan besar dalam hidupnya, misalnya saat pindah rumah.