10 Hal yang Perlu Diperiksa Jelang Persalinan
dr. Ika Fitriana, Sp.PD(K) | 14 Februari 2021
Badan Kesehatan Dunia, WHO, menganjurkan setiap ibu untuk memeriksakan kehamilan setiap empat minggu sekali sejak pemeriksaan kehamilan pertama, hingga usia kehamilan 28 minggu, dilanjutkan dengan setiap dua minggu sekali pada kehamilan 28-36 minggu, dan setiap satu minggu sekali setelah kehamilan 36 minggu hingga saatnya persalinan.
Pada trimester ketiga, pemeriksaan lebih ditujukan pada kesehatan ibu menjelang persalinan dan kondisi kehamilan yang akan memengaruhi kesehatan bayi saat persalinan. Berikut 10 hal yang perlu diperiksa jelang persalinan:
- Tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah berguna untuk mendeteksi kondisi tekanan darah tinggi yang merupakan salah satu gejala preeklampsia atau keracunan kehamilan. Pada trimester ketiga, kejadian preeklampsia menjadi lebih sering dan dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi saat persalinan.
- Berat badan
Kenaikan berat badan yang terlalu melonjak dapat menjadi penanda preeklampsia akibat tertahannya cairan dalam tubuh. Sebaliknya, penurunan berat badan yang signifikan juga merupakan pertanda adanya gangguan kesehatan pada Ibu, seperti kekurangan nutrisi.
Selain itu, ibu yang obesitas akan lebih banyak mengalami komplikasi saat persalinan. Dengan mengetahui berbagai faktor risiko ini, dokter akan mempersiapkan persalinan dengan risiko terendah baik untuk ibu maupun bayi.
- Gula darah
Gula darah sebaiknya diperiksa sejak usia kehamilan 20 minggu untuk melihat risiko diabetes kehamilan (diabetes gestasional). Gejalanya antara lain sering buang air kecil, baik siang ataupun malam, sering haus, lapar, berat badan drastis naik atau turun. Pada trimester ketiga, bila gula darah di atas normal (>200 mg/dL pada gula darah sewaktu dengan berbagai gejala di atas), ibu memerlukan terapi mulai dari diet diabetes hingga pemberian suntik insulin.
- Hemoglobin, feritin, zat besi
Proses persalinan adalah proses yang berat dengan risiko perdarahan yang tinggi. Bila ibu dalam kondisi anemia (apalagi bila pada trimester satu ibu sudah termasuk anemia), risiko komplikasi ibu dan bayi saat persalinan menjadi lebih besar. Jika pada pemeriksaan darah ternyata hemoglobin ibu sangat rendah, kemungkinan dibutuhkan transfusi.
Namun jika pemeriksaan dilakukan sejak dini dan ibu terbukti kekurangan zat besi (dari nilai feritin dan zat besi ibu), mungkin diperlukan suplementasi zat besi intensif untuk persiapan persalinan. Anemia seharusnya sudah diketahui sejak trimester pertama agar dapat diatasi sejak awal.
- Urinalisis
Pemeriksaan sederhana ini sangat bermanfaat untuk mendeteksi adanya preeklampsia atau infeksi saluran kemih. Selain tekanan darah yang tinggi, preeklampsia ditandai dengan adanya protein dalam urin. Infeksi saluran kemih sering terjadi pada trimester ketiga dan bisa mengakibatkan kelahiran prematur atau infeksi saat persalinan.
- Golongan darah dan rhesus ibu
Pemeriksaan ini biasanya rutin dikerjakan selain untuk persiapan saat persalinan (jika ibu butuh transfusi), juga untuk mendeteksi kelainan yang disebut inkompabilitas ABO atau gangguan darah pada bayi yang disebabkan perbedaan faktor rhesus (Rh factor). Ketidakcocokan golongan darah bisa terjadi pada ibu dengan bayi dalam kandungannya dapat menyebabkan reaksi yang bisa mengancam jiwa bayi.
- Serologi hepatitis
Tes ini memang tak rutin dikerjakan tetapi dianjurkan. Bila ibu positif mengidap hepatitis, dapat terjadi penularan pada bayi saat proses persalinan. Pemeriksaan hepatitis yang diperlukan adalah hepatitis B. Keluhan hepatitis B seringkali tidak diketahui ibu. Bayi yang mengidap hepatitis B bisa mengalami kerusakan hati berat atau bahkan tumor hati pada usia muda. Hal ini bisa dicegah dengan pengobatan.
- Ultrasonografi
Ultrasonografi, atau sering disingkat USG, dapat menentukan posisi, usia, perkiraan berat badan, lingkar perut, lingkar kepala, dan kelainan yang mungkin terjadi pada bayi. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter memperkirakan jumlah cairan ketuban, letak plasenta, dan tebal serviks.
Jika dilakukan pada trimester ketiga, dapat membantu mendeteksi bayi dengan atresia bilier (saluran empedu yang tidak berkembang) yang memerlukan tindakan operasi setelah persalinan, bayi dengan hidrosefalus (dapat menyebabkan kesulitan persalinan), dan sebagainya.
- Pemeriksaan payudara
Dilakukan sebagai persiapan laktasi ibu saat persalinan. Setelah lahir, bayi harus sesegera mungkin menyusu dan hal tersebut ditunjang dengan kesiapan payudara ibu.
- Pemeriksaan denyut jantung janin
Dilakukan jelang persalinan untuk mendeteksi kondisi-kondisi yang berhubungan dengan bayi. Denyut jantung janin mencerminkan kondisi ‘stres’ pada janin. Jika ada stres yang mengancam, mungkin diperlukan operasi Caesar segera.