KESEHATAN AYAH

12 Cek Kesehatan untuk Ayah

Alasan sibuk sering kali membuat para ayah lalai memeriksakan kesehatannya. Berikut ini 12 cek kesehatan untuk ayah yang sebaiknya dilakukan.

dr. Ika Fitriana Sp.PD | 20 Juni 2020

Selama ini, pemeriksaan kesehatan (check up) lebih sering dilakukan oleh perempuan atau ibu, padahal ayah juga perlu menjaga kesehatan. Berikut beberapa panduan khusus 12 cek kesehatan untuk ayah:

1. Skrining tekanan darah. Tekanan darah diukur secara rutin, dan setelah usia 40 tahun sebaiknya diukur lebih sering. Sebaiknya tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg.

2. Skrining kolesterol dan pencegahan penyakit jantung. Disarankan sudah dimulai sejak usia 20 tahun, di usia 35 tahun pemeriksaan bisa dilakukan setiap 5 tahun. Jika hasil melebihi normal, skrining bisa dilakukan lebih sering, atau jika Ayah berada pada kelompok dengan risiko tinggi, seperti memiliki riwayat sakit jantung, diabetes, hipertensi, kegemukan, atau punya keluarga yang mengalami serangan jantung/stroke di bawah usia 50 tahun. 

3. Skrining diabetes. Bila tubuh tergolong gemuk dan ada risiko diabetes di keluarga, cek gula darah sekali sebelum usia 35 tahun dan lima tahun sekali setelahnya. Pada usia lebih dari 45 tahun, pemeriksaan tiap 3 tahun sekali atau sewaktu waktu jika ada kecurigaan diabetes.

4. Pemeriksaan gigi. Sebaiknya dilakukan 6 bulan sekali, atau minimal setahun sekali.

5. Pemeriksaan mata. Dua tahun sekali jika sudah ada gangguan (menggunakan kacamata).

6. Skrining infeksi. Tergantung riwayat kesehatan sebelumnya. Pemeriksaan HIV, hepatitis B dan C, klamidia atau sifilis dapat diperiksakan tergantung faktor risiko.

7. Imunisasi. Dilakukan bila akan bepergian, seperti imunisasi vaksin meningokokus sebelum pergi haji. Influenza dan pneumokokus dianjurkan untuk pria usia lebih dari 60 tahun. Beberapa vaksin perlu penguat misalnya vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) dan perlu pengulangan (tetanus tiap 10 tahun).

8. Pemeriksaan fisik. Berkonsultasi dengan dokter tetap diperlukan untuk memastikan kondisi fisik. Lakukan dua tahun sekali sebelum usia 50 tahun, dan setahun sekali setelahnya. 

9. Skrining kanker prostat. Bila ada faktor risiko keluarga, skrining kanker prostat perlu dilakukan setelah usia 45 tahun. Pemeriksaan rutin setelah usia 50 tahun dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah. 

10. Skrining kanker kolon. Periksa rutin saat usia lebih dari 50 tahun atau kurang dari 50 tahun bila memiliki faktor risiko keluarga dekat (orang tua, saudara kandung) mengalami kanker usus besar. Waspadai jika Anda memiliki gangguan penyakit usus (irritable bowel syndrome) atau polip usus. Pemeriksaan darah samar feses adalah yang mudah dilakukan disarankan satu tahun sekali.

11. Skrining osteoporosis. Usia lebih dari 50 tahun dengan faktor risiko merokok, minum steroid jangka panjang, minum alkohol, atau riwayat osteoporosis pada keluarga.

12. Skrining kanker paru. dengan CT scan setiap tahun pada usia 55-80 tahun jika memiliki faktor risiko: merokok lebih dari 30 bungkus per tahun, dan perokok pasif, atau menjadi perokok dalam 15 tahun terakhir. 

Ayo segera jadwalkan waktu. Jangan abaikan cek kesehatan untuk ayah dan tetap jaga pola hidup sehat. 

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan