7 Bahan Penyebab Ruam Kulit
Dyah Soekasto | 22 Januari 2021
Di rumah, anak bisa saja mengalami ruam kulit yang ditandai dengan kemerahan dan rasa gatal yang mengganggu di kulit. Biasanya hal ini terjadi karena adanya sentuhan atau kontak dengan bahan yang membuat kulitnya teriritasi. Tanpa disadari, bisa jadi justru kita yang memaparkan bahan penyebab ruam kulit tersebut pada anak.
Waspadalah terhadap 11 bahan penyebab ruam kulit pada anak berikut ini:
1. Sabun bayi
Beberapa sabun bayi mungkin mengandung formaldehida, pengawet yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan paru-paru. Carilah sabun tanpa pewangi dan bahan kimia. Hindari penggunaan sabun antibakteri pada anak karena mengandung bahan triclosan penyebab iritasi pada kulit sensitif. Untuk membasmi kuman, penggunaan air dan sabun biasa saja sudah cukup.
2. Losion bayi
Wewangian pada pelembap atau losion bayi dapat mengiritasi kulit lembut, terutama pada anak-anak yang berisiko eksim. Konsultasikan pada dokter anak apakah bayi membutuhkan losion, dan pilihlah yang aman bagi kulitnya
3. Tisu basah
Tisu basah yang bukan dibuat khusus untuk bayi biasanya mengandung alkohol, pewangi, atau pengawet yang dapat menyebabkan iritasi kulit atau memicu dermatitis kontak alergi. Sebagai gantinya, gunakan waslap basah.
4. Deterjen dan pelembut pakaian
Jika anak Anda penderita eksim atau memiliki kulit sensitif, perhatikan dengan baik penggunaan deterjen dan pelembut pakaian di rumah. Hindari yang menggunakan pewarna, atau pewangi seperti limonene dan benzyl acetate. Zat tersebut dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan.
Setelah mencuci dengan deterjen, pastikan untuk membilas semua pakaian, seprai, dan handuk anak setidaknya dua kali untuk menghilangkan residunya. Sebagai pengganti pelembut pakaian, Anda dapat memasukkan 1/2 cangkir soda kue atau 1/2 cangkir cuka ke dalam mesin cuci saat membilas.
5. Sampo dan kondisioner
Periksa label di kemasan sampo dan kondisioner anak saat membelinya. Beberapa wewangian dan bahan kimia dalam sampo dan kondisioner dapat mengganggu kulit kepala bayi yang masih sensitif. Beberapa bahan seperti ftalat, formaldehida, dan 1,4 dioksan kemungkinan dapat memicu masalah kesehatan.
6. Larutan pembersih rumah
Bayi dan balita menghabiskan banyak waktu di lantai, polutan apa pun yang terdapat di lantai dan karpet dapat masuk ke mulut Si Kecil. Pestisida dan racun lainnya bisa masuk melalui debu rumah. Pastikan untuk membersihkan semua permukaan rumah, terutama lantai dengan produk pembersih yang aman.
Hindari pembersih rumah berbahan APEs (alkylphenol ethoxylates) yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Selain itu juga amonia yang dapat mengiritasi paru-paru, membakar kulit, dan beracun jika tertelan. Cari produk dengan lebih sedikit bahan kimia tambahan atau bersihkan permukaan yang sering disentuh anak dengan campuran air dan soda kue, atau cuka.
7. Tabir surya dan krim anti serangga
Tabir surya dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari, namun beberapa kandungannya dapat menyebabkan iritasi pada anak berkulit sensitif. Agar aman, pilih tabir surya dengan zinc oxide yang lebih bersahabat untuk kulit sensitif dan tanpa PABA (para-aminobenzoic acid). Sedangkan untuk bayi di bawah 6 bulan, sebaiknya berkonsultasilah dahulu ke dokter.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaan krim anti serangga dengan DEET (N,N-Dietil-m-toluamida) tidak lebih dari 30% dari permukaan kulit anak. Hindari kombinasi krim anti serangga DEET dan tabir surya karena membuat tabir surya kurang efektif. Penggunaan krim oles anti-serangga tidak disarankan untuk bayi di bawah 2 bulan.
Referensi: