7 Masalah Kesehatan Bayi Baru Lahir
Desi Hariana | 15 Agustus 2022
Bayi baru lahir atau neonatal adalah bayi yang berusia di bawah 28 hari. Pada hari-hari awal kehidupan bayi inilah, baik ibu maupun bayi, sama-sama sedang dalam masa adaptasi. Masalah kesehatan bayi baru lahir ini sebenarnya cukup banyak, namun pada umumnya bukan masalah serius. Ibu tak perlu khawatir, yang penting ibu tahu bagaimana cara menanganinya.
1. Ruam popok
Biasanya terjadi akibat membiarkan popok bayi dalam keadaan basah cukup lama, tidak segera dibersihkan dan diganti. Apalagi jika popok yang digunakan adalah yang sekali pakai karena orang tua biasanya tidak sadar kalau popok bayi sudah perlu diganti. Akibatnya kulit bayi akan teriritasi dan berwarna kemerahan.
Cara penanganannya: Gantilah popok secara teratur, bersihkan area yang terkena kotoran dengan air hangat, serta keringkan secara menyeluruh sebelum memakaikannya popok baru. Mengoleskan krim ruam popok pada area yang teriritasi juga dapat membantu. Jika ruam tidak menghilang, bahkan terlihat berbintil-bintil, itu pertanda terjadi infeksi bakteri yang membutuhkan krim khusus.
2. Gumoh (spitting)
Saat diberi susu, bayi biasanya anak mengeluarkan kembali sebagian kecil susu dari mulutnya atau sering disebut ‘gumoh’. Beberapa bayi memang memiliki kecenderungan ini dibandingkan yang lain, ada juga karena cara memberi susu yang kurang tepat.
Cara penanganannya: jika memberikan susu dengan botol, posisikan botol dengan benar sehingga dot tidak terisi udara, tegakkan tubuh bayi dengan menempelkannya di dada atau bahu Anda setelah 10-20 menit menyusui, tepuk-tepuk punggungnya perlahan agar bayi dapat bersendawa, jangan memberi susu melebihi kapasitas perutnya.
3. Kolik
Satu dari lima bayi dapat mengalami kolik, biasnaya antara minggu kedua dan keempat usianya. Kolik tak cuma rewel, bayi akan menangis, sulit ditenangkan, kadang menjerit, mengangkat kakiknya lalu meluruskannya lagi, bangun kala saatnya ia tertidur, wajahnya memerah, selalu lapar tapi tak dapat dipuaskan.
Cara penanganannya: ibu menyusui sebaiknya menghindari makanan yang menyebabkan gas di perut seperti kacang-kacangan atau kol, posisikan bayi di telungkup di atas paha Anda dalam posisi duduk lalu usap-usap punggungnya, pasang musik yang menenangkan, gendong ia sambil diayun-ayun, membedong anak, jika tidak ada yang berhasil, tinggalkan ia sebentar di boksnya sehingga tak membuat Ibu frustrasi. Bergantianlah dengan ayah atau orang dewasa di rumah untuk menggendongnya hingga ia tenang.
4. Demam
Masalah kesehatan bayi baru lahir yang paling sering dikeluhkan Ibu adalah demam. Suhu tubuh bayi akan berubah-ubah sedikit tergantung usia, aktivitas, dan waktu. Pada umumnya, bayi memiliki temperatur lebih tinggi dibandingkan anak yang lebih besar. Suhu bayi (rektal/anus) di bawah 37,8 derajat Celcius masih dianggap normal. Namun ketika ia mengalami infeksi, bayi tentunya dapat mengalami demam.
Cara penanganannya: ukur suhu bayi (lebih akurat jika melalui anus), jika suhu bayi di atas 38,1 derajat Celcius, segera bawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. American Acedemy of Pediatrics atau AAP menyarankan agar untuk anak digunakan termometer digital, bukan yang berbahan merkuri.
5. Pola napas tak teratur
Kebanyakan orang tua dengan bayi baru lahir merasa khawatir akan pola napas bayi. Terutama karena ditakutkan bayi mengalami sudden infant death syndrome atau SIDS. Namun pada dasarnya, bayi baru lahir memang akan mengalami pola napas yang belum teratur.
Cara penanganannya: perhatikan napas bayi saat bersamanya. Ketika anak sedang bangun napasnya lebih cepat, terutama kala ia sedang senang, atau justru menangis (bisa sampai 60 kali bernapas per menit). Kadang mereka mengalami periodic breathing saat tidur dimana napas terhenti selama 5-10 detik kemudian dimulai kembali. Hal tersebut masih normal. Namun jika tak terdengar bernapas dalam waktu lebih lama dari itu atau wajahnya membiru, segera bawa ia ke IGD.
6. Bentuk kepala yang aneh
Bayi yang menjalani kelahiran normal atau per vaginam umumnya akan mengalami molding atau bentuk kepala yang agak aneh (tidak bulat sempurna). Hal ini karena tengkorak kepala bayi masih lentur agar memudahkannya melewati saluran lahir. Kadang terjadi juga capput succedaneum atau benjolan di kulit kepala bayi yang diakibatkan trauma saat lahir.
Cara penanganan: karena kondisi ini biasanya akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari, orang tua tak perlu melakukan hal apapun jika dokter tidak menyarankannya. Bentuk kepala bayi yang aneh ini tak perlu terlalu dirisaukan karena tidak ada indikasi menyebabkan kerusakan pada otak bayi, kecuali jika saat dilahirkan, bayi mengalami kekurangan oksigen.
7. Kuning
Ketika lahir, beberapa organ tubuh bayi bayi umumnya belum sempurna, salah satunya fungsi hati. Sekitar 60% bayi normal, dan 80% bayi prematur akan mengalami kondisi ‘kuning’, baik pada kulit maupun mata. Ini pertanda bahwa darah Si Kecil mengandung bilirubin di atas rata-rata, bilirubin adalah senyawa yang terbentuk saat sel darah merah lama pecah. Sejalan dengan fungsi organ hati yang semakin baik, maka kondisi kuning pada bayi juga akan memudar.
Cara penanganannya: ketika bayi mengalami kuning, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan kadar bilirubin Si Kecil. Jika diperlukan, bayi akan dimasukkan ke dalam inkubator khusus untuk fototerapi. Menjemur bayi bisa dilakukan untuk kasus yang lebih ringan, namun pastikan kulit dan mata bayi tidak terkena langsung sinar matahari untuk menghindari bahaya sunburn. Pantau selalu kondisi bayi yang kuning dengan berkonsultasi pada dokter anak.
Berbagai masalah bayi baru lahir memang kadang terasa ‘menakutkan’ bagi ayah dan ibu, terutama yang baru pertama kali memiliki anak. Namun semakin banyak mengetahui apa yang terjadi, ayah dan ibu akan lebih tenang. Karena itu, banyaklah bertanya saat berkonsultasi dengan dokter dan lakukan pemeriksaan bayi secara berkala untuk memantau tumbuh kembangnya.
Referensi: