KESEHATAN ANAK

Anak Gelisah Saat Tidur

Anak sangat membutuhkan tidur yang berkualitas. Namun sering kali orang tua menemukan anak gelisah saat tidur. Apa saja yang perlu diperhatikan oleh orang tua?

Desi Hariana | 25 Agustus 2022

Semua manusia butuh tidur, terutama anak-anak. Mereka butuh tidur yang berkualitas sebagai bagian penting dari proses pertumbuhan, belajar, serta memperkuat fungsi tubuh. Jika anak gelisah saat tidur, ini merupakan pertanda ia mengalami gangguan tidur. Dalam sebuah penelitian di tahun 2014 ditemukan bahwa sekitar 50% anak mengalami gangguan tidur.

Berdasarkan penelitian tersebut, gangguan tidur yang umum ditemukan pada anak adalah:

  • OSA (obstructive sleep apnea)
  • Berjalan saat tidur
  • Dorongan yang tidak jelas
  • Ketakutan saat tidur
  • Mimpi buruk
  • Insomnia anak
  • Gangguan sulit tidur
  • Sindrom kaki tak bisa diam

Penyebab tersering anak gelisah saat tidur

Berikut adalah beberapa penyebab tersering mengapa anak gelisah saat tidur:

1. Sleep apnea

Bagi orang tua, gangguan ini menakutkan karena anak berisiko berhenti bernapas selama 10 detik atau lebih kala tidur. Ia juga mengorok dengan mulut terbuka dan sering terbangun. Setidaknya satu dari 10 anak mengorok kala tidur yang disebabkan berbagai gangguan seperti hidung tersumbat kronis, kelenjar adenoid/tonsil membesar, kelebihan berat badan, atau alergi.

Mengorok yang diakibatkan adanya gangguan pada saluran napas anak disebut OSA dan kadang kala anak perlu menggunakan alat CPAP (continuous positive airway pressure) untuk mendorong udara masuk ke dalam saluran napas saat tidur.

Sleep apnea dapat mengakibatkan gangguan perilaku dan gangguan jantung.

2. Sindrom kaki tak bisa diam (restless leg syndrome)

Walaupun lebih sering ditemukan pada orang dewasa, namun penelitian menemukan bahwa gangguan ini sangat mungkin dimulai saat masih kanak-kanak. Gangguan yang juga bersifat genetik ini umumnya terjadi pada anak usia 8 tahun ke atas.

Gangguan tidur ini berhubungan dengan saraf, membuat anak merasa ada yang menggelitik atau merayap di kakiknya. Kadang juga terasa di tangan. Hal ini membuat anak jadi sering mengerak-gerakkan kakinya saat tidur untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Anak juga jadi sering terbangun dan mengganggu tidur malamnya.

3. Mimpi buruk

Mimpi yang menakutkan terjadi dalam fase REM (rapid eye movement) dan umum dialami anak. Menurut National Sleep Foundation di Amerika, sekitar 3% anak prasekolah dan usia sekolah sering mengalami mimpi buruk. Biasanya pada usia 6 tahun mimpi buruk mengalami puncaknya, kemudian berkurang dengan sendirinya.

4. Ketakutan saat tidur (night terrors)

Ketakutan saat tidur ini melebihi mimpi buruk karena bisa mengagetkan orang lain, contohnya anak bangun berteriak, berjalan sambil tidur, atau menangis. Sering kali ketakutan saat tidur ini terjadi dalam fase non-REM, sekitar 1,5 jam setelah anak tertidur.

Ketakutan saat tidur hingga berteriak dan menangis umumnya terjadi pada anak usia 1,5 tahun hingga 6 tahun. Menurut penelitian tahun 2014, anak yang berjalan sambil tidur mengalami puncaknya di usia 8 hingga 12 tahun.

Anak gelisah saat tidur sangat merugikan kesehatannya

Ketika anak gelisah saat tidur, ia tidak mendapatkan manfaat tidur berkualitas yang sangat dibutuhkannya di masa tumbuh kembangnya. Jika tidak segera diatasi, hal ini dapat memengaruhi kondisi fisik, emosi, hingga mental anak. Beberapa hal yang dapat terjadi antara lain:

  • mengantuk di siang hari
  • suasana hati yang sering berubah
  • sulit mengontrol emosi
  • sistem imunitas melemah
  • kemampuan mengingat berkurang
  • kemampuan menyelesaikan masalah yang buruk
  • kesehatan secara keseluruhan juga terpengaruh

Pada anak yang lebih kecil, perilaku rewel sering ditemukan jika anak gelisah saat tidur. Pada anak remaja, kurang tidur menyebabkan ia sering merasa tertekan atau berpikiran negatif.

Berkonsultasi dengan ahlinya

Jika upaya membantu anak mengikuti jadwal tidur, menjauhkannya dari benda elektronik sebelum tidur, dan menciptakan waktu tenang sebelum tidur tidak berhasil, konsultasikan dengan dokter.

Dokter anak akan menyarankan beberapa hal berikut:

  • Membantu orang tua untuk menetapkan hal-hal apa saja yang bisa diterapkan di rumah untuk membantu anak agar tidak gelisah saat tidur.
  • Mendiagnosis masalah kesehatan jika memang ada, contohnya OSA.
  • Merujuk pada dokter spesialis lain, sehubungan dengan gangguan kesehatan yang dialami anak, misalnya ahli alergi, THT, dan lainnya.

Bekerjasama dengan dokter anak dapat membantu agar kondisi anak gelisah saat tidur tidak terjadi lagi atau berkurang secara signifikan. Dengan demikian, anak pun mendapatkan tidur berkualitas yang dibutuhkannya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan