Anak Mengeluh Sakit Persendian dan Otot
Desi Hariana | 11 Agustus 2023
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 30% anak sekolah mengalami rasa sakit di bagian otot kaki (musculoskeletal pain) yang bersifat kronis (lama). Biasanya sakit persendian dan otot ini disebut growing pains, dialami anak di usia sekitar 3 sampai 12 tahun dan umumnya terasa di malam hari. Sakit ini tidak membahayakan, namun dapat membuat anak tak bisa tidur.
Growing pains sering dikaitkan dengan kondisi:
- Apofisitis. Peradangan pada tulang rawan yang merupakan penyambung antara otot dan tendon, biasanya dialami oleh atlet.
- DOMS (delayed onset muscle soreness). Terjadinya kontraksi (peregangan otot) kaki akibat aktivitas yang cukup tinggi, akan hilang sendiri sekitar tujuh hari.
Selain growing pains, ada beberapa lagi kemungkinan anak mengeluh sakit persendian dan otot.
1. Juvenile idiopathic arthritis
Sakit di persendian yang berlangsung lama dan sering, dapat merupakan gejala dari JIA yang merupakan salah satu penyakit autoimun pada anak. Penyebabnya sering kali tidak diketahui, namun para ahli menduga berhubungan dengan faktor genetik, atau terpapar bakteri atau virus. Beberapa gejala lainnya, antara lain:
- rasa sakit dan pembengkakan (merah dan lembek) di salah satu persendian atau lebih
- sakit dan kekakuan yang semakin parah apabila tertidur atau posisi yang lama di satu sisi
- rasa lelah
- pandangan buram atau tidak jelas
- gatal-gatal
- penurunan nafsu makan
- demam.
Diagnosis JIA dilakukan pada anak di bawah 16 tahun dan telah mengalami peradangan di persendian selama 6 minggu atau lebih. Diagnosis dan penanganan dini menjadi penting karena JIA dapa mempengaruhi pertumbuhan tulang dan menyebabkan komplikasi yang bersifat permanen (tak dapat diperbaiki).
2. Lupus
Nama panjangnya systemic lupus erythematosus, merupakan penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi hampir semua organ di tubuh kita. Lupus pada anak usia dini memang jarang terjadi, lebih sering ditemukan pada anak usia remaja, terutama perempuan. Sekitar 20% penderita lupus didiagnosis ketika masih usia kanak-kanak.
Gejala lupus yang sering muncul, antara lain:
- munculnya malar rash, atau kemerahan di hidung dan pipi (menyerupai bentuk kupu-kupu)
- kemerahan lainnya, misalnya ketika terkena paparan sinar matahari.
- rasa lelah yang tetap terasa walaupun telah beristirahat
- rasa sakit, bengkak, atau kaku di salah satu atau banyak persendian
- sakit dada
- demam
- kerontokan rambut
- bibir atau tenggorokan mengalami sariawan.
Lupus merupakan kondisi yang dialami dalam jangka waktu lama, dan gejalanya dapat muncul ringan hingga parah. Perlu dilakukan penanganan segera pada anak agar lebih memberikan hasil yang memuaskan.
3. Penyakit Lyme
Penyakit ini disebabkan bakteri yang ditularkan sejenis kutu. Walaupun penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia, namun jika ada indikasinya, anak perlu segera diperiksa seluruh tubuhnya untuk memeriksa kemungkinan ia terkena gigitan serangga. Selain itu, anak biasanya mengalami gejala sebagai berikut:
- rasa sakit di persendian dan otot
- ruam bulat mengelilingi bekas gigitan kutu (bullseye rash)
- kelelahan
- demam atau meriang
- kelemahan otot di sebagian wajah (bell’s palsy).
Penanganan penyakit Lyme ini perlu segera dilakukan untuk mencegah komplikasi di berbagai area tubuh, termasuk pada saraf dan kerja jantung.
Selain beberapa penyakit ini, masih ada kemungkinan lain jika anak mengeluh sakit di persendian dan ototnya, seperti:
- leukemia (kanker darah)
- sindrom kaki gelisah
- kecemasan
- kekurangan vitamin D
- COVID-19
- cedera yang tidak disadari.
Ketika anak sering mengeluh sakit di persendian dan kaki dalam waktu beberapa lama, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter untuk menghindari penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatannya dalam jangka panjang.
Referensi: