MITOS & FAKTA

Anak Terlambat Bicara

Kondisi terlambat bicara atau speech delay, merupakan hal yang sering ditemukan pada anak batita. Ada berbagai mitos yang beredar seputar anak terlambat bicara. Mari kita ketahui faktanya.

Desi Hariana | 26 Mei 2023

Ayah dan Ibu mungkin merasa khawatir ketika Si Kecil belum juga dapat mengucapkan kosa kata sebanyak anak-anak seusianya. Bahkan ia terlihat enggan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ketahuilah beberapa fakta dari mitos yang beredar mengenai anak terlambat bicara berikut ini:

Mitos #1. Anak laki-laki lebih berisiko mengalami keterlambatan bicara dibandingkan anak perempuan.

Fakta: Kenyataannya, anak laki-laki memang cenderung mengucapkan kata pertamanya lebih lambat dari anak perempuan. Kasus anak laki-laki yang mengalami gangguan bicara (tak hanya terlambat bicara) juga lebih banyak dibandingkan pada anak perempuan, rasionya antara 2:1 atau 3:1. Peneliti di Inggris menemukan bahwa hormon seksual laki-laki, testosteron, memiliki keterkaitan dengan gangguan ASD (autism spectrum disorder), juga gangguan bahasa.

Mitos #2. Terlambat bicara itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan, karena nanti juga anak akan bicara dengan sendirinya.

Fakta: Banyak orangtua yang bersikap tenang-tenang saja ketika anak belum memperlihatkan kemampuan bicara yang sesuai untuk usianya. Apalagi jika mendengarkan kata-kata orang lain yang seakan menganggap ringan kondisi tersebut. Memang benar bahwa sekitar 50-60% anak akan mengejar ketertinggalannya dalam berbicara, namun 40-50% lainnya dapat saja mengalami kondisi yang lebih serius.

Mitos #3. Jika orangtua ada yang mengalami kondisi terlambat bicara, anaknya mungkin akan mengalami hal yang sama.

Fakta: Dari begitu banyak gen yang berperan dalam perkembangan anak, ada gen tertentu yang memang berpengaruh pada perkembangan bahasa dan bicara anak. Jadi, memang benar ada pengaruh keturunan atau genetik pada kondisi terlambat bicara. Namun selain faktor genetik, ada juga faktor lingkungan yang dapat membuat anak mengalami keterlambatan bicara.

Mitos #4. Belajar bahasa asing dapat membuat anak jadi terlambat bicara.

Fakta: Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa belajar bahasa asing tak mengganggu kemampuan bicara anak, bahkan anak juga mendapat manfaat lebih dengan belajar bahasa asing. Pada rentang usia balita, anak memiliki kemampuan menyerap lebih dari satu bahasa dengan sangat baik, terutama jika bahasa-bahasa tersebut dipergunakan secara aktif oleh orang dewasa di sekelilingnya.

Mitos #5. Menggunakan gambar dalam mengajarkan anak berbicara akan menghambat kemampuan bicaranya.

Fakta: Justru dengan menggunakan gambar maka perkembangan bahasa verbal anak akan terfasilitasi. Anak dapat menerima petunjuk visual dalam berlatih kata baru. Gambar dapat membantu anak untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran mereka sebelum menemukan kata yang tepat. Hal ini dapat mengurangi rasa frustrasi anak yang belum bisa lancar bicara.

Pada dasarnya, ketika anak memperlihatkan kondisi terlambat bicara di usia dimana seharusnya ia sudah bisa merangkai kata atau kalimat, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak. Jika memang dibutuhkan, dokter dapat merekomendasikan anak untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan menjalani terapi sesuai kebutuhan.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan