KESEHATAN ANAK

Bahaya di Balik Makanan Olahan

Si Kecil minta dibuatkan sarapan mie instan, siangnya nasi plus naget, dan malamnya sosis bakar. Hati-hati, jangan terlalu sering memberi daging olahan untuk anak. Ada bahaya di balik makanan olahan.

Dyah Soekasto | 7 Februari 2020

Makanan olahan beberapa dekade ini menjadi ‘tersangka’ atas meningkatnya kasus obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes dalam kehidupan masyarakat moderen. Apa sebenarnya bahaya di balik makanan olahan, dan apakah efeknya benar-benar buruk bagi kesehatan?

Pemahaman tentang makanan olahan 

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), definisi makanan olahan adalah segala komoditas mentah yang telah mengalami pencucian, pembersihan, penggilingan, pemotongan, pemanasan, pasteurisasi, pemasakan, pengalengan, pembekuan, pengeringan, dehidrasi, pencampuran, pengemasan dan prosedur lainnya, yang mengubah makanan dari bentuk aslinya. 

Termasuk di dalamnya adalah penambahan bahan lain ke dalam makanan, seperti bahan pengawet, rasa, nutrisi dan zat tambahan makanan atau zat lain yang biasa digunakan dalam makanan, seperti garam, gula, dan lemak. Bahan-bahan tambahan ini berkontribusi terhadap bahaya di balik makanan olahan.

Dari sekian jenis makanan, makanan olahan berbahan daging merupakan jenis yang relatif banyak dipilih. Makanan jenis ini diolah dengan menggunakan garam dan nitrat serta pengawet. Contohnya sosis, naget, bakso, salami, daging kornet, dendeng, ham, daging kaleng, dan lain-lain. 

Bahaya di balik makanan olahan

Selain tinggi kalori, makanan yang sangat mudah dan cepat diolah ini juga mengandung banyak gula, lemak (kolesterol), dan garam. Terlebih lagi jika digoreng menggunakan minyak sayur yang mengandung minyak trans (lemak jenuh). Konsumsi minyak trans meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Bagi anak-anak, makanan olahan seperti di atas dapat menyebabkan obesitas, kekurangan gizi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan kecanduan. Mengapa? Karena anak tidak memperoleh nutrisi lain yang sebenarnya amat dibutuhkan dalam pertumbuhannya. 

Lindungi kesehatan anak dengan lebih sering menyediakan makanan yang dimasak menggunakan bahan-bahan alami (non instan). Semakin sering anak makan makanan sehat, maka ia semakin terhindarkan dari bahaya di balik makanan olahan. 

Referensi:

  • https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/processed-foods-what-you-should-know
  • https://www.hsph.harvard.edu/news/press-releases/processed-meats-unprocessed-heart-disease-diabetes/
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan