Risiko di Balik Penggunaan Melamin
Dyah Soekasto | 7 Februari 2020
Penggunaan melamin banyak ditemukan pada pembuatan piring plastik, gelas, dan peralatan makan lainnya. Bahan kimian ini membentuk piranti makan lebih keras, lebih tahan lama daripada plastik standar. Tidak seperti piranti yang terbuat dari kaca atau porselen, melamin adalah bahan yang tak dapat digunakan dalam microwave. Selain merusak melamin, bahan kimia yang terkandung bisa larut ke dalam makanan. Hati-hati, akan risiko di balik penggunaan melamin.
Secara umum, produk melamin tidak dirancang untuk menahan suhu yang melebihi 100oC dan tidak boleh direndam dalam air mendidih atau masuk ke dalam oven. Hindari paparan panas atau kontak terlalu lama dengan air mendidih.
Uji keamanan piranti makanan melanin buatan China oleh The Taiwan Consumers Foundation menunjukkan bahwa selama proses pembuatan, residu kecil senyawa melamin tetap berada di piranti makan. Dalam kondisi tertentu, dapat bermigrasi secara perlahan ke makanan yang bersentuhan dengan melamin.
Tip menggunakan melamin dengan benar
Berikut cara untuk meminimalkan risiko di balik penggunaan melamin:
- Hindari penggunaan peralatan makan melamin untuk bayi atau anak kecil.
- Hindari memanaskan makanan/minuman dalam melamin, termasuk dalam microwave (risiko migrasi racun lebih tinggi ketika dipanaskan).
- Hindari menyajikan makanan yang sangat asam dalam wadah melamin.
- Mangkuk atau piring melamin aman untuk menyajikan makanan bersuhu ruang atau dingin seperti; roti lapis, salad, dan lainnya.
- Bayi lebih rentan terhadap keracunan melamin. Hindari penggunaan cangkir melamin saat memberinya susu atau makanan (buah, bubur susu). Memang keracunan melamin sangat jarang terjadi, namun jika terjadi, dapat menyebabkan munculnya batu ginjal atau gagal ginjal.
Referensi:
- https://www.thespruceeats.com/health-risks-of-melamine-tableware
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20195812
