Banyak Penyebab Anak Sakit Perut
Desi Hariana | 28 Agustus 2020
Anak mengeluh sakit perut sebenarnya hal yang lumrah, terutama anak usia 5-6 tahun. Namun ada juga beberapa anak yang sering mengeluh sakit perut (recurrent abdominal pain)---sekitar 5-10% dari seluruh anak pasti pernah mengalaminya. Jenis nyeri perut memang berbeda-beda, tergantung pada intensitas, posisi sakit, dan penyebabnya. Dari sekian banyak penyebab anak sakit perut, berikut diantaranya:
- Sakit perut organik dan fungsional
- Sakit perut berulang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu organik dan fungsional. Sakit perut organik biasanya jelas penyebabnya, seperti:
- radang atau luka di tukak lambung
- intoleransi laktosa
- infeksi akibat parasit
- peradangan di daerah esophagus
- sakit pada otot perut.
Sedangkan sakit perut berulang yang sifatnya fungsional cenderung sulit diidentifikasi penyebabnya, contohnya:
- dispepsia fungsional
- IBS atau irritable bowel syndrome
- migren perut
- sakit perut fungsional lainnya.
Bisa diakibatkan oleh stres
Sakit perut fungsional juga dapat diakibatkan oleh stres yang dialami anak akibat perubahan atau sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Misalnya ketika ia masuk sekolah baru, mau ujian, tidak suka pada guru atau pelajaran tertentu, kelahiran adik baru, ada anggota keluarga yang sakit dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ketika anak mengeluhkan sakit perut yang berulang, pikirkan hal-hal tersebut.
Perlu diwaspadai
Ada beberapa kondisi sakit perut yang perlu diwaspadai dan anak harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, misalnya:
- Rasa sakitnya sangat kuat sehingga anak menangis dan tak dapat dialihkan perhatiannya.
- Ada darah pada fesesnya. Hal ini sebenarnya sering ditemukan jika anak mengalami konstipasi, namun sering kali menunjukkan hal yang lebih serius.
- Anak muntah darah. Ini menunjukkan ada luka di saluran pencernaan atau tenggorokannya. Sebaiknya jangan tunggu kondisi semakin buruk.
- Muntah berwarna hijau yang menandakan penyumbatan di usus halusnya.
- Anak terlihat pucat, terengah, mengeluh pusing, atau wajahnya membengkak. Ini adalah tanda-tanda anafilaksis, reaksi alergi yang sangat parah.
- Sakit di bagian bawah perut, terutama di kanan. Kemungkinan anak mengalami gejala radang usus buntu atau apendisitis. Bagi anak perempuan usia praremaja atau remaja, kadang sakit di bagian bawah perut juga penanda akan menstruasi.
- Sakit perut dan sakit saat berkemih. Hati-hati terhadap penyakit ISK atau infeksi saluran kemih.
Apa yang bisa dilakukan orangtua?
Dari sekian banyak penyebab anak sakit perut, umumnya akan sembuh dengan sendirinya. Namun bila sakit perut terjadi berulang, orangtua sebaiknya lebih waspada.
Untuk meredakan rasa sakit yang dialami anak, lakukan hal berikut:
- Berikan anak cukup cairan untuk menghindari dehidrasi, juga konstipasi atau sembelit.
- Jika anak lapar, biarkan ia makan, atau tawarkan makanan yang empuk, dan tak begitu berserat seperti kue kreker, nasi, pisang, atau roti bakar. Jangan paksa ia makan jika tidak ingin.
- Beri dorongan anak untuk BAB, ini dapat membuat perutnya terasa lebih nyaman.
- Mengusap-usap perutnya atau lakukan hal untuk mengalihkan perhatian, seperti membaca buku.
- Berikan parasetamol atau pereda nyeri lainnya jika anak terlihat kesakitan.
Referensi:
- https://www.health.harvard.edu/blog/10-signs-childs-stomachache-serious-2017112112781
- https://www.webmd.com/first-aid/abdominal-pain-in-children-treatment
- https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Abdominal_pain/
- https://www.uptodate.com/contents/chronic-abdominal-pain-in-children-and-adolescents-beyond-the-basics