Benarkah Kondisi Gagap Akibat Anak Stres?
Desi Hariana | 17 Oktober 2023
Tidak semua orang berbicara dengan lancar setiap saat, kadang ada saatnya ketika proses berbicara mengalami disrupsi atau gangguan yang membuat kita terbata-bata. Bahkan hampir semua anak saat baru belajar bicara juga sempat mengalami gagap, namun biasanya akan hilang sejalan dengan bertambahnya usia. Tetapi bagi anak yang mengalami kondisi gagap, disrupsi, atau kondisi tidak lancar bicara ini lebih kuat dan lebih konsisten terjadi, bahkan dapat bertahan hingga dewasa.
Usia berapa kita harus waspada anak mengalami gagap?
Gagap adalah disfluensi kronik atau kemampuan bicara yang tidak lancar. Karakteristiknya adalah pengulangan suara, kosa kata, kata, atau frasa, keragu-raguan, jeda (eeh, aah) dan merevisi pilihan kata. Dapat juga berbentuk perpanjangan kata yang tidak natural, atau tertahan hingga tidak ada suara yang keluar. Gagap biasanya dibarengi juga dengan tekanan pada otot, atau kedutan/kernyitan di wajah.
Gagap biasanya dapat terjadi antara usia 2-8 tahun, dimana perkembangan bahasa sedang berkembang pesat. Kebanyakan anak yang gagap umumnya tahu dengan pasti apa yang ingin mereka katakan, namun alur motorik wicaranya (motoric pathways) belum siap untuk mengeluarkan kata yang tepat. Begitu juga ketika anak belajar membentuk kalimat yang lebih kompleks dan panjang, kondisi gagap dapat terjadi.
Penyebab anak gagap
Gagap merupakan gangguan bicara yang memiliki banyak penyebab, bahkan bisa juga disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Oleh karena itu, kita perlu memahami mengapa anak mengalami gagap saat berbicara. Berikut adalah beberapa penyebab utamanya:
1. Masalah neurologis (saraf)
Gangguan pada sistem atau fungsi kerja saraf yang mengatur kemampuan bicara, seperti kelumpuhan otot bicara, atau cedera otak, dapat menyebabkan gagap pada anak. Aktivitas otak yang mengatur kemampuan berbicara pada anak gagap berbeda dengan anak-anak yang tidak mengalaminya. Itu sebabnya anak yang gagap mengalami kesulitan saat memproses informasi auditori (pendengaran), dan respons yang lebih lambat pada kemampuan sensorinya.
2. Faktor genetik
DNA seseorang yang diwariskan oleh orangtua juga dapat menjadi salah satu penyebab gagap. Perhatikan apabila ada riwayat dalam keluarga yang mengalami gangguan bicara ini, maka anak juga memiliki risiko untuk mengalaminya. Para ahli menemukan bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gagap dibandingkan perempuan.
3. Faktor lingkungan
Ketika anak semakin besar, dan semakin memahami bahwa dirinya tak lancar berbicara, timbul perasaan tidak suka atau enggan terhadap aktivitas berbicara ini sehingga menimbulkan tekanan serta mengganggu kemampuannya berkomunikasi. Jadi, walaupun bukan merupakan penyebab, namun stres atau kecemasan pada anak dapat memperparah kondisi gagap anak. Begitu juga sebaliknya, anak yang mengalami gagap dapat memperlihatkan kondisi stres atau cemas.
Kapan saat yang tepat mengatasi gagap pada anak?
Kondisi gagap tidak menunjukkan kecerdasan anak yang kurang baik. Pada sebuah penelitian di Amerika Serikat bahkan ditemukan bahwa kecerdasan rata-rata anak yang mengalami kondisi gagap ini 14 poin lebih tinggi dibandingkan rata-rata kecerdasan anak normal di usia yang sama. Namun kondisi gagap ini dapat menjadi hambatan anak menunjukkan potensinya jika tidak dilakukan intervensi secepatnya.
Pada studi lain ditemukan bahwa anak usia 7 tahun mulai membentuk atau menentukan sikap terhadap kondisi kesulitan berbicara yang ia alami, dan pada usia 12 tahun polanya telah terbentuk sehingga sulit untuk diatasi. Oleh karena itu, walaupun kita belum yakin apakah kondisi gagap anak akan dialami sementara atau bertahan hingga dewasa, sebaiknya sedini mungkin, ketika terlihat ada kecurigaan, segera bawa ia untuk berkonsultasi dengan ahlinya.
Referensi: