ANAKKU SPESIAL

Berkebun Bersama Anak Autistik

Memiliki anak spesial seperti autistik memicu orangtua untuk mencari aktivitas yang dapat mengalihkan perhatian anak ke kegiatan kreatif yang menyenangkan. Salah satunya berkebun bersama anak autistik.

Anissa Aryati | 25 Januari 2022

Keberadaan sebuah taman di rumah dapat menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman. Mengajak Si Kecil berkebun selain mengajaknya mencintai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Bagi anak autistik ini juga memberi manfaat yang cukup besar bagi perkembangan mereka, antara lain:

  • Bagi anak yang sulit berkomunikasi, menjadi mau berkomunikasi dan bekerja dalam tim.
  • Menjadi sarana terapeutik. American Autism Association merekomendasikan berkebun bersama anak autistik bermanfaat melatih keterampilan sosial, perilaku maupun sensorimotor mereka.
  • Terapeutik sensorik yakni mengaktifkan semua panca indera pada berbagai aktivitas seperti menyentuh, melihat, mendengar maupun mencium aroma.

Kegiatan yang bisa dicoba

Banyak kegiatan yang bisa dicoba anak dengan autistik dari kegiatan berkebun, berikut di antaranya:

  • Memindahkan kerikil atau batu-batu dapat membangun otot di kedua lengan dan kaki.
  • Menggali tanah dapat membangun daya tahan anak, ketangkasan tangan, juga dapat mengurangi pertahanan taktil.
  • Menanam benih baik untuk koordinasi motorik halus
  • Mencabuti gulma dapat membantu mengembangkan kekuatan lengan dan tangan serta stabilitas postural.
  • Menyiram dengan gembor baik untuk koordinasi bilateral serta memperkuat kedua tangan dan lengan.
  • Mencabut hasil kebun seperti singkong atau ubi baik untuk fisik anak karena membutuhkan lebih banyak kekuatan.
  • Kegiatan berkebun untuk anak dengan autistik akan mengajarkan pentingnya kemandirian anak. Ajak anak memahami bagaimana cara menentukan bibit yang akan mereka tanam, jenis bunga, buah, sayuran ataukah herbal.
  • Anak akan belajar bertanggung jawab tentang bagaimana merawat tanaman, mulai dari menggali tanah, menanam, memberi pupuk hingga menyiram tanaman.
  • Dan yang terakhir adalah anak jadi memahami cara belajar bersabar dalam menunggu hasil dari proses penanaman tersebut.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan