PSIKOLOGI PASANGAN

Berteman dengan Mantan Pacar di Medsos

Berteman dengan mantan di medsos perlu mematuhi aturan agar tidak melanggar komitmen dengan pasangan.

Dr. Artiawati, Psikolog | 15 Desember 2020

Dunia teknologi saat ini membukakan kemudahan untuk terhubung dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun. Melalui facebook, What’sApp, Line, ataupun Instagram Anda dan pasangan bisa terhubung dengan banyak teman tak terkecuali dengan seseorang yang pernah dekat di hati alias mantan pacar. Memang tetap berteman dengan mantan pacar di medsos (media sosial) bukanlah hal yang salah. Selama hubungan dalam koridor yang tepat serta tidak melukai perasaan pasangan dan mengganggu hubungan yang sudah ada.

Menjaga kepercayaan dan komitmen

Berteman dengan mantan pacar di medsos bisa mungkin terjadi jauh sebelum Anda dan pasangan menikah atau pun sebaliknya. Disini Anda dan pasangan diharapkan untuk bersikap sebagai individu dewasa yang memiliki sikap dan tanggung jawab dalam bergaul baik di kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. Hendaknya Anda dan pasangan tidak melupakan peran, baik sebagai suami /istri maupun sebagai orang tua bagi anak. Kepercayaan dalam kehidupan pernikahan merupakan fondasi bagi keberlangsungan suatu pernikahan. Langgeng dan nyamannya suatu pernikahan tergantung bagaimana Anda dan pasangan menjaga kepercayaan tersebut.

Jangan pernah mengatur pasangan termasuk menentukan dengan siapa ia harus berteman. Berilah ia kesempatan untuk menentukan sendiri dengan siapa ia ingin berteman termasuk berteman dengan mantan pacar di medsos. Dengan demikian pasangan akan merasa dihargai dan lebih respek pada Anda. Selain itu juga akan berusaha menjaga perasaan Anda ketika ia Anda serahi suatu kepercayaan. Di luar itu keterbukaan dan komunikasi yang juga perlu terus Anda pupuk bersama pasangan. Pahami apa yang menjadi kebutuhan pasangan demikian pun pasangan juga akan berusaha memahami Anda.

Aturan berteman dengan mantan

Berteman dengan mantan pacar di medsos atau tidak ini merupakan hak setiap orang termasuk Anda maupun pasangan. Setiap orang memiliki alasan untuk setiap keputusan yang diambil. Bisa jadi Anda maupun pasangan berteman dengan mantan pacar di medsos dalam bentuk hubungan yang memang sekadar pertemanan atau mengarah pada hubungan persaudaraan. Jadi masing-masing tidak harus saling mencemaskan bila sudah jelas tujuannya.

Baik Anda maupun pasangan harus mencoba bersikap dewasa dan rileks dalam menyingkapi pertemanan dengan orang yang pernah memiliki pertalian perasaan. Pahami bahwa setiap orang memiliki masa lalu yang tidak dapat dihilangkan begitu saja. Berbeda halnya bila pasangan sudah bersikap berlebihan. Dalam arti ia lebih sering memberikan tanda like, comment dan chat dengan mantan pacar dibanding teman lainnya maka Anda bisa menegur secara sopan tanpa harus menghakiminya.

Berikan kesan pada pasangan tentang perasaan Anda yang sedang sedih ataupun kecewa. Hal ini penting karena kalau tidak mengekspresikannya ia akan menganggap semua oke-oke saja sehingga ia tidak pernah menyadari sikapnya. Aturan ini tak hanya berlaku untuk pasangan tetapi Anda sendiri juga perlu memperhatikan sikap Anda dalam berteman dengan mantan pacar di medsos agar tidak berlebihan sehingga melukai perasaan pasangan Anda.

Bila terjadi pelanggaran komitmen

Berteman di media sosial pada umumnya dilakukan untuk banyak tujuan dari bisnis hingga menjaga relasi yang baik dengan teman-teman sekolah, kuliah kantor dan bahkan mantan pacar. Dalam hal ini Anda harus selalu ingat komitmen dengan pasangan, jangan sampai terjadi pelanggaran atas apa yang sudah disepakati.

Kalaupun sudah ada komitmen masih terjadi pelanggaran maka Anda dan pasangan perlu mengintropeksi diri. Barangkali dengan adanya pelanggaran merupakan indikasi dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. Diskusikan dengan pasangan bagaimana mencari jalan keluarnya secara bersama. Pergunakan  bahasa yang asertif dan penuh respek saat berdiskusi.

Apabila dalam hal ini pasangan yang melakukan pelanggaran komitmen, cobalah untuk mengingatkan tanpa membuatnya tersinggung. Barangkali dari sini pasangan bisa menyadari bahwa ada seorang yang lebih perhatian dan memahami dirinya. Hal yang harus Anda yakini adalah pasangan akan konsisten dengan komitmennya apabila ia merasa nyaman.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan