KESEHATAN ANAK

Clumsy pada Anak

Meski awal mulanya orangtua kerap tidak mengenali, clumsy pada anak atau perilaku yang ceroboh, bisa membawa dampak yang serius pada perkembangannya.

Dr. Setyo Handryastuti, Sp.A(K) | 28 Juli 2020

Beberapa orang tua barangkali tahu tapi belum menyadari ketika tangan anak tidak mampu menjumput benda berukuran kecil dan kerap menjatuhkan barang. Bahkan ada anak yang saat sedang menulis sering menekan ujung pensilnya dengan keras hingga patah. 

Mungkin orang tua berpikir anak belum bisa, atau mungkin hanya sedikit teledor saat melakukan hal tersebut. Padahal sebenarnya ini merupakan salah satu gejala gangguan pada motorik halusnya atau yang biasa disebut sebagai clumsy.

Kemampuan motorik anak

Clumsy pada anak biasa muncul di tahun-tahun pertama bersekolah. Kesulitan yang kerap dialami oleh anak yang mengalami gangguan ini adalah yang berhubungan dengan tugas motorik utama seperti mengancingkan baju, berlari atau pun menggunting kertas.

Dalam suatu penelitian terkait clumsy pada anak, diperoleh data sekitar 6 % anak usia sekolah yang mengalami gangguan ini dan cukup serius, akan terganggu prestasi akademik serta personal sosialnya di kemudian hari. Gangguan clumsy pada usia remaja akan lebih kompleks dampaknya tak hanya sebatas masalah akedemik dan sosial, tetapi akan meluas ke masalah emosi.

Mengenali gangguan clumsy pada anak memang penting, tetapi akan jauh lebih baik bagi orang tua memantau perkembangan motorik halus anak dari sejak bayi. Hal ini selain bertujuan mencermati tahap perkembangan motorik halus yang dilalui anak secara berurutan, juga bisa segera menentukan tindakan ketika ditemukan keterlambatan pada usia tertentu.

  • Usia 3 bulan, telapak tangan si kecil terbuka.
  • Usia 4 bulan, mampu menyatukan kedua tangannya.
  • Usia 5 bulan, mampu memindahkan benda dari tangan kiri ke kanan.
  • Usia 9 bulan, mampu melemparkan benda.
  • Usia 11 bulan, mampu menjumput dengan dua jari (pincer grasp).
  • Usia 1 tahun, bisa menggunakan sendok.
  • Usia 2 tahun, membuka baju sendiri.
  • Usia 3 tahun, membuka kancing baju.
  • Usia 5 tahun, bisa memasang tali sepatu dan lainnya.

Penyebab dan penanganan clumsy

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab clumsy pada anak. Ada yang mengatakan bahwa hal ini terjadi karena adanya gangguan fungsi perencanaan motorik yang dikenal sebagai dyspraxia

Namun, penelitian lain mengatakan bahwa clumsy pada anak bisa disebabkan adanya gangguan proprioseptif dan integrasi rangsang sensoris. Sementara penelitian terakhir berpendapat bahwa clumsy pada anak terjadi karena mereka mengalami gangguan dalam memproses input visual. 

Penyembuhan clumsy pada anak mungkin hanya dalam rangka mengurangi atau meringankan gangguan koordinasi motoriknya saja, agar tidak bertambah parah. Terapi okupasi dalam hal ini sangat disarankan untuk meningkatkan beberapa ketrampilan motorik tertentu sehingga menumbuhkan kepercayaan pada diri anak dan keluarga. Aktivitas lain yang barangkali akan sangat membantu meringankan clumsy pada anak diantaranya adalah aktivitas olahraga seperti renang dan menunggang kuda.

Dr. Setyo Handryastuti, Sp.A(K) adalah staf ahli dari Divisi Neurologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, HKUI-RSCM, Jakarta

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan