Deteksi Kesulitan Belajar Sejak dini
Prof. dr. Tjhin M. Wiguna, Sp.KJ(K), Ph.D
Anak mengalami kesulitan dalam belajar perlu dikenali oleh orang-orang terdekatnya. Terlebih ketika ia tertinggal dalam penguasaan suatu keterampilan dibanding teman-temannya. Deteksi kesulitan belajar sejak dini bisa dikenali dari sejak anak belum memasuki usia sekolah hingga usia sekolah.
Kenali tanda dan gejalanya
Tanda dari kesulitan belajar pada anak bisa sangat bervariasi, tergantung dari usia anak pada saat itu. Sensitivitas atau kepekaan orang tua dan guru seringkali sangat membantu mendeteksi serta membantu mengurangi kesulitan belajar tersebut. Orang tua dan guru yang melihat adanya kesenjangan yang konsisten antara kemampuan akademik anak dengan kemampuan rata-rata teman sekelasnya atau prestasi anak yang tak kunjung meningkat walaupun pelajaran tambahan sudah diberikan. Dalam kondisi demikian orang tua harus mulai berpikir dan berupaya menemukan apa yang sebenarnya terjadi dalam diri anak.
Anak pra sekolah
Pada anak-anak sebelum memasuki usia sekolah deteksi kesulitan belajar sejak dini bisa ditemukan pada beberapa tanda berikut ini;
- Anak mengalami keterlambatan berbicara dibandingkan anak seusianya
- Anak mengalami kesulitan dalam merangkai kata
- Jumlah kosakata yang minim
- Tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk kalimat
- Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka huruf dan nama-nama hari dalam seminggu
- Mengalami kesulitan dalam menghubungkan kata dalam suatu kalimat
- Kegelisahan yang sangat ekstrim dan perhatian yang mudah teralihkan.
Anak usia sekolah
- Mempunyai kemampuan daya ingat yang buruk
- Sering membuat kesalahan dalam mengeja dan membaca
- Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
- Sulit mempelajari keterampilan baru terutama membutuhkan daya ingat yang baik
- Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan tugas tertentu.
- Impulsif (bertindak sebelum berpikir)
- Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
Jika orang tua dan guru menemukan beberapa gejala di atas maka sebaiknya dikonsultasikan dengan tenaga profesional seperti dokter anak, psikiater anak maupun profesional lainnya.