KESEHATAN IBU

Diabetes Gestasional

Melihat bayi baru lahir yang gemuk memang bikin gemas. Tapi hati-hati, ini dapat merupakan efek buruk kadar gula darah berlebih selama kehamilan atau diabetes gestasional. Mengapa terjadi diabetes saat hamil?

dr. Yuditiya Purwosunu, Sp.OG(K) | 23 Mei 2020

Diabetes gestasional adalah intoleransi karbohidrat yang dimulai atau pertama kali dikenali dalam kehamilan. Sebagian ibu hamil mungkin telah menderita diabetes ringan sebelum kehamilan dan tidak terdeteksi. Diabetes adalah kondisi tingginya kadar glukosa dalam darah sehingga menyebabkan proses metabolisme karbohidrat yang tidak seimbang dan mengganggu kesehatan.

Mekanisme tubuh ibu hamil

Walaupun penyebabnya belum bisa dipastikan, namun diabetes gestational diduga disebabkan oleh perubahan alami tubuh ibu hamil dalam merespons hormon insulin. Hormon insulin bertugas memasukkan glukosa darah ke dalam sel untuk diubah menjadi energi. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha menyiapkan nutrisi yang mencukupi bagi janin. Hormon stres kortisol dan progesteron dalam kehamilan pun disinyalir turut berpengaruh dalam proses resistensi ini.

Karena glukosa ibu menembus sawar plasenta, maka bayi juga terpapar dengan kadar glukosa darah yang tinggi, sehingga peningkatan kadar hormon insulin dalam tubuh bayi tidak bisa dihindari. Bayi pun tumbuh lebih besar (makrosomia). Ketika bayi lahir, kadar glukosa darahnya turun, sedangkan kadar insulin masih tinggi. Ini dapat menyebabkan bayi mengalami kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia).

Hormon insulin ibu hamil naik dan turun untuk menjaga kadar glukosa darah ada di batas normal. Pada beberapa ibu, peningkatan hormon insulin tidak mencukupi, sehingga menyebabkan diabetes gestasional. Rerata angka kejadian di Amerika Serikat sekitar 7%, namun di Indonesia tidak diketahui. Diperkirakan angka ini akan terus meningkat akibat kurangnya aktivitas ibu dan pola diet rendah serat.

Diabetes gestasional lebih sering dijumpai pada ibu berusia di atas 25 tahun, berat badan berlebih, ada riwayat diabetes gestasional sebelumnya, pernah melahirkan bayi besar (lebih dari 4 kg), riwayat keluarga diabetes dan riwayat melahirkan bayi meninggal (stillbirth). 

Orang dari ras Asia memiliki risiko diabetes gestasional lebih tinggi dibandingkan ras Kaukasia. Risiko ini meningkat dua kali lipat pada perokok aktif. Faktor sindrom ovarium polikistik juga merupakan risiko walau masih kontroversi. Yang menarik adalah 40-60% ibu penderita diabetes gestasional tidak memiliki risiko diabetes sebelumnya, sehingga penapisan (skrining) sangat dibutuhkan. 

Gejala dan pengaruh dalam kehamilan

Gejala klinisnya pun sebenarnya dikeluhkan juga oleh ibu hamil normal, seperti meningkatnya rasa haus dan frekuensi buang air kecil, mudah letih, mual dan muntah, infeksi kandung kemih, dan infeksi jamur. Ibu hamil dengan diabetes gestasional sebagian besar tidak pernah menyadari adanya penyakit ini apabila tidak dilakukan tes atau penapisan di masa kehamilan.

Pengaruh diabetes gestasional pada bayi:

  • bayi besar (makrosomia)
  • kemacetan dalam persalinan karena bahu bayi yang besar (shoulder dystocia)
  • luka lahir (birth injury)
  • bayi kuning (hiperbilirubinemia)
  • kurang glukosa darah (hipoglikemia)
  • sindrom distres pernafasan (respiratory dystress syndrome) karena kematangan paru lebih lama
  • risiko obesitas pada anak. 

Sedangkan pengaruhnya pada ibu hamil, adalah:

  • tekanan darah tinggi dalam kehamilan (preeklampsia)
  • persalinan melalui operasi
  • penyakit diabetes dalam jangka yang panjang. 

Risiko jangka panjang

Risiko jangka panjang diabetes gestasional adalah diabetes yang berkelanjutan. Itu sebabnya perlu dilakukan pemantauan dengan pemeriksaan gula darah secara teratur setelah persalinan, demikian pula pada anak yang dilahirkan. Sekitar 15-50% ibu dengan diabetes gestasional akan menderita diabetes. 

Ibu dengan diabetes gestasional perlu diingatkan bahwa anak yang dilahirkan memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas, sehingga perlu adanya pengaturan nutrisi. Biasanya dokter akan memberikan saran pola makan sehat kepada ibu hamil.

dr. Yuditiya Purwosunu, Sp.OG(K) adalah Staf Divisi Fetomaternal Departemen Ilmu Obstertri dan Ginekologi FKUI-RSCM Jakarta.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan