Gangguan Kesehatan pada Anak Autistik
Anissa Aryati | 12 Januari 2022
Ciri paling khas anak dengan spektrum autisme adalah mereka kerap mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Seiring berjalannya waktu orangtua akan menyandari adanya masalah lain yakni gangguan kesehatan pada anak autistik.
Gangguan pencernaan
Gangguan kesehatan pada anak autistik yang berkaitan dengan masalah pencernaan dialami 46-85% anak autistik. Gangguan bisa berupa sembelit, sakit perut, naiknya asam lambung, dan diare. Beberapa peneliti memperkirakan ini disebabkan oleh alergi makanan. Untuk meredakannya, disarankan menambahkan makanan yang mengandung probiotik dan mengurangi makanan berbahan susu, pewarna, gluten serta produk olahan.
Gangguan tidur
Sekitar dua pertiga anak autis mengalami ganguan tidur. Gangguan tidur bisa berupa kesulitan untuk memulai tidur atau mengantuk serta kesulitan untuk tertidur nyenyak. Kondisi ini bisa diredakan dengan mengurangi konsumsi kafein pada sore hari, menetapkan jam tidur, dan membatasi paparan gadget. Pada gangguan tidur yang sulit tertangani biasanya dokter meresepkan melatonin.
Batuk
Saat mengalami gangguan ini anak autistik biasanya akan mengekspresikan kejengkelan mereka dengan jalan memukul dan mengencangkan rahang. Para peneliti mengungkapkan bahwa mengurangi konsumsi makanan pemicu batuk dapat meredakan gangguan ini serta meredam masalah perilaku.
Sklerosis tuberosa
Sklerosis tuberosa atau tuberous sclerosis merupakan kelainan genetik yang dialami 0-4% anak-anak autistik dan lebih banyak dialami anak autistik yang mengalami kejang. Gejala yang sering ditemukan berupa bercak putih pada kulit, ruam pada wajah serta gangguan perilaku hiperaktif. Gangguan ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada otak dan gangguan intelektual. Penanganan medis biasanya mengarah pada tes genetik dan tindakan untuk mengurangi serangkaian dampak pada kesehatan anak.
Sakit kepala
Dalam sebuah studi ditemukan bahwa anak-anak dengan hiperaktif sensorik lebih mungkin mengalami migren namun anak dengan spektrum autistik juga bisa mengalami hal ini. Apabila sakit kepala mereka membenturkan kepala untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Pengobatan sakit kepala pada anak dengan spektrum autistik difokuskan pada perubahan nutrisi dan terapi perilaku.
Anak autistik memiliki kendala dalam mengeluh apa yang mereka rasakan dalam bentuk bahasa tetapi biasanya mereka lebih mudah menunjukkan sikap. Dukungan keluarga diperlukan guna mengurangi gangguan kesehatan pada anak autistik.
Referensi: