ANAKKU SPESIAL

Gangguan Komunikasi Sosial pada Anak

Anak dengan gangguan komunikasi sosial ditandai dengan kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal dengan orang lain.

Desi Hariana | 27 Mei 2024

SCD (social communication disorder) sering ditemukan pada anak dengan ASD (autism spectrum disorder), sehingga sulit mendapatkan diagnosis yang akurat. Namun pada dasarnya kedua gangguan ini memiliki diagnosis yang berbeda. Seorang ahli patologi bicara-bahasa akan menggunakan berbagai metode pelatihan untuk membantu anak dengan gangguan komunikasi sosial.

Sebuah gangguan yang diakui ahli

Gangguan komunikasi sosial telah menjadi diagnosis tersendiri pada DSM-5 atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Sebelum ada diagnosis SCD ini, anak yang menunjukkan tanda-tanda gangguan komunikasi sosial masuk ke dalam kategori PDD-NOS atau pervasive developmental disorder not otherwise specified.

Seorang anak dengan gangguan komunikasi sosial pada umumnya memahami banyak kosa kata, dan memahami tata bahasa. Namun mereka akan mengalami kesulitan ketika harus menggunakan bahasa ‘pragmatis’, yaitu bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi dalam situasi sosial. Anak dengan gangguan komunikasi sosial misalnya, tidak tahu cara menyapa orang lain dengan pantas, atau bergiliran bicara dalam percakapan. Ia juga kesulitan dalam menentukan kapan perlu berbicara secara formal atau santai.

Penyebab dan gejalanya

Hingga saat ini, para ahli belum dapat memastikan penyebab utama dari gangguan komunikasi sosial, namun risiko anak mengalami gangguan ini meningkat apabila mereka memiliki sejarah keluarga ASD, gangguan komukasi lainnya, atau gangguan belajar spesifik.

Beberapa gejala gangguan komunikasi sosial antara lain mengalami kesulitan dalam hal-hal berikut:

  • Menggunakan komunikasi untuk tujuan sosial, seperti memulai percakapan, menyapa orang, terlibat dalam percakapan dua arah.
  • Menyesuaikan nada suara dan gaya bicara dengan situasi di mana ia berada. Contohnya, membedakan berbicara saat di tempat bermain dan saat di kelas, saat berhadapan dengan teman atau ketika berbicara dengan guru.
  • Mengikuti aturan percakapan seperti berbicara bergiliran, menjelaskan sesuatu agar mudah dipahami, dan menggunakan berbagai sinyal verbal dan nonverbal untuk menggambarkan perasaan, dan lainnya.
  • Memahami dan menjelaskan sebuah cerita, atau menceritakan kembali sebuah kejadian.
  • Memahami penggunaan bahasa nonliteral seperti sarkasme, idiom, humor, atau penjelasan lain yang lebih mudah dimengerti.
  • Melakukan kontak mata.
  • Menunjukkan perasaan atau emosi, atau memahami emosi orang lain.

Penanganan anak dengan gangguan komunikasi sosial

Penanganan utama yang dilakukan pada anak dengan gangguan komunikasi sosial adalah melalui terapi wicara dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai untuk anak. Hal-hal yang perlu diasah dalam terapi wicara bagi anak dengan gangguan komunikasi sosial antara lain:

  • Berbahasa pragmatis: seperti membantu anak untuk memahami idiom, serta mengajari mereka bagaimana serta kapan menggunakan berbagai ungkapan dengan tepat. Termasuk juga melakukan sapaan terhadap orang lain.
  • Keterampilan percakapan: anak diajak untuk melakukan role-play bagaimana seharusnya melakukan percakapan dengan benar.
  • Komunikasi non-verbal: anak belajar untuk memperhatikan sinyal nonverbal untuk memahami suasana hati atau emosi orang yang diajak bicara.

Bagi Ayah dan Ibu yang menemukan beberapa gejala gangguan komunikasi sosial pada anak, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak dan melakukan intervensi sedini mungkin untuk membantu anak agar dapat bersosialisasi dengan lebih baik.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan