Gangguan Lain yang Menyertai ADHD
Desi Hariana | 7 November 2023
Anak-anak dengan ADHD memiliki atensi yang rendah, kesulitan untuk mengontrol diri, dan hambatan dalam bersosialisasi. Berbagai ciri khas atau tanda utama tersebut membuat anak juga rentan mengalami gangguan lain. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa gangguan lain yang menyertai ADHD.
Waspadai gangguan penyerta ADHD
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa setiap anak dengan gangguan ADHD juga menjalani skrining untuk gangguan atau masalah lainnya. Berikut adalah beberapa gangguan yang seringkali menyertai kondisi ADHD pada anak:
1. Gangguan perilaku atau permasalahan sikap
Anak memang sesekali akan memperlihatkan perilaku tidak menurut atau merespons orang dewasa secara agresif. Namun jika perilaku ini terus menerus terjadi atau semakin parah, waspadalah akan kemungkinan anak mengalami gangguan perilaku. Ada dua jenis gangguan yang biasanya ditemukan pada anak dengan ADHD, yaitu; ODD (oppositional defiant disorder) atau yang lebih serius, yaitu CD (conduct disorder).
Sekitar 40% individu dengan ADHD mengalami OPP dalam bentuk sering memberontak, mudah marah, melawan aturan, sering menyalahkan orang lain, mengganggu orang lain, dan lain sebagainya. Sedangkan pada anak dengan ADHD, CD dialami sekitar 27% dimana anak mengalami sikap yang lebih sulit, bahkan melanggar hukum, seperti mencuri, merusak properti, berkelahi, bolos sekolah, dan lain sebagainya.
2. Gangguan belajar
Banyak anak dengan ADHD juga mengalami gangguan belajar. Hal ini karena anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian, mengikuti instruksi, sering tak terorganisir, yang membuat mereka sulit beradaptasi dengan baik di sekolah. Beberapa gangguan belajar tersebut antara lain; disleksia (kesulitan membaca), diskalkulia (kesulitan dengan matematika), dan disgrafia (kesulitan menulis).
3. Kecemasan dan depresi
Anak dengan ADHD lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi dibandingkan anak lainnya, karena mereka mengalami rasa takut dan khawatir dalam berbagai lingkup pergaulan sosial seperti sekolah, rumah, maupun saat bermain. Contoh dari kecemasan ini antara lain takut berpisah dengan orang tua atau bertemu orang baru, sedangkan depresi adalah perasaan sedih atau tak berdaya karena gangguan yang dialami.
4. Tekanan dari hubungan pertemanan
Kebanyakan anak dengan ADHD mengalami masalah dalam pertemanan, yang sebenarnya sangat penting untuk perkembangan jangka panjang. Meskipun ada juga anak-anak dengan ADHD yang tidak menemukan gangguan berarti dalam berteman, namun sebagian lainnya, mengalami penolakan atau tidak memiliki teman dekat. Hal ini dapat mendorong anak untuk bersikap agresif atau justru depresif.
5. Risiko cedera yang lebih tinggi
ADHD membuat anak mudah mengalami cedera karena sifat clumsy atau cerobohnya. Maka jangan heran jika anak sering mengalami benturan atau luka di area kepala, kaki, atau tangan. Mereka juga rentan menjalani rawat inap di rumah sakit karena berbagai masalah, mulai dari keracunan, hingga terluka.
Masalah-masalah lain yang mungkin dialami oleh anak dengan ADHD antara lain; Tics dan Sindroma Tourette, gangguan tidur, rentan mengalami penyalahgunaan obat, serta gangguan mood.
Oleh karena itu, jika orangtua melihat beberapa tanda pada anak ADHD yang dapat mengganggu aktivitas mereka sehari-hari atau ada perubahan perilaku yang signifikan, sebaiknya segera bawa anak untuk berkonsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Referensi: