Gangguan Neuromuskular pada Anak
Desi Hariana | 20 Februari 2024
Gangguan neuromuskular yang dialami oleh anak dapat terjadi pada saraf yang mengontrol otot, pada otot itu sendiri, atau pada ‘komunikasi’ yang terjadi antara saraf/otak dengan otot. Kondisi ini umumnya menyebabkan kelemahan otot pada anak sehingga anak dapat mengalami gangguan perkembangan.
Sebenarnya gangguan ini memiliki banyak penyebab, bisa akibat keturunan atau juga tidak. Ada yang disebabkan oleh penyakit autoimun yaitu disebabkan reaksi imun tubuh yang menyerang sel-sel tubuh sendiri, atau bisa juga akibat cedera, termasuk cedera pada proses kelahiran.
Gejala yang dialami anak dengan gangguan neuromuskular
Ada beberapa gejala umum yang bisa muncul pada anak dengan gangguan neuromuskular, seperti:
- lemahnya otot di bagian tangan atau kaki
- berkurang atau hilangnya refleks tubuh
- otot berkedut, keram, kebas, atau terasa sakit di beberapa area tubuh
- berkurangnya ukuran otot atau tonus otot
- berkurangnya sensasi di tangan atau kaki (kesemutan atau kebas)
- mengalami gangguan gerak, kehilangan keseimbangan atau kemampuan berjalan
- kelopak mata menurun
- mengalami pandangan ganda
- kesulitan menelan
- kesulitan bernapas.
Jenis-jenis gangguan neuromuskular pada anak
Cukup banyak jenis gangguan neuromuskular yang dapat terjadi pada anak, berikut adalah beberapa di antaranya:
- Arthrogryposis: menyebabkan kekakuan dan mengurangi mobilitas pada persendian.
- Cerebral palsy: kelompok gangguan yang mempengaruhi kemampuan untuk menjaga keseimbangan dan pergerakan.
- Distrofi muskular: gangguan yang diwariskan gen orangtua, terjadi kelemahan dan kehilangan massa otot secara progresif
- Myelomeningocele: salah satu tipe spina bifida, yaitu kondisi di mana bagian dari tulang belakang ada yang tidak menutup dengan sempurna
- Sindroma Rett: penyakit genetik yang langka dan mempengaruhi pertumbuhan serta sistem saraf anak
- Atrofi otot dan tulang belakang: penyakit genetik yang menyerang neuron pada sistem saraf di tulang bekalang dan melemahkan otot, sehingga anak mengalami kesulitan dalam merangkak, berjalan, bahkan bernapas.
- Miopati kongenital: penyakit genetik yang menyebabkan kelemahan pada otot, baik ringan maupun berat
- Friedrichs’s ataxia: kondisi yang menyebabkan masalah pada sistem saraf dan pergerakan tubuh
- Neuromuscular junction disorder: mempengaruhi area di mana saraf terhubung dengan otot.
Melakukan diagnosis pada anak dengan gangguan neuromuskular
Pemeriksaan gangguan neuromuskular diawali dengan pemeriksaan fisik yang mengecek kekuatan maupun refleks otot anak. Jika diperlukan, dokter dapat melakukan beberapa tes berikut agar diagnosis pada pasien dilakukan secara tepat:
- pemeriksaan darah
- EMG (electromyogram) pemeriksaan konduksi saraf
- tes pencitraan seperti CT (computed tomography), PET (positron emission tomography), MRI (magnetic resonance imaging)
- biopsi otot
- LP atau lumbar puncture (spinal tap), mengambil sedikit cairan di tulang belakang
- ultrasound.
Penanganan gangguan neuromuskular pada anak
Gangguan neuromuskular bisa muncul pada usia berapa saja, namun pada anak-anak biasanya sudah dapat terlihat saat masih bayi. Kondisi gangguan neuromoskular ini tidak dapat hilang, bahkan gejalanya dapat memburuk seiring dengan berjalannya waktu.
Tergantung kondisi yang dimiliki anak, maka perawatannya pun akan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Umumnya kondisi gangguan neuromuskular ini perlu mendapat perawatan multidisiplin, melibatkan ahli-ahli di berbagai bidang ilmu, seperti:
- dokter ahli saraf anak
- dokter spesialis jantung atau paru
- fisioterapi
- terapi wicara
- ahli nutrisi
- obat-obatan, dan lainnya.
Gangguan neuromuskular memang tak dapat disembuhkan, namun dengan perawatan yang tepat, maka anak dapat menikmati hidup yang lebih berkualitas.
Referensi: