Gangguan Tidur yang Dapat Dialami Anak
Desi Hariana | 30 Januari 2024
Tidur yang cukup sangat penting dalam mendukung kesehatan maupun tumbuh kembang seorang anak. Sayangnya, jumlah anak yang mengalami masalah atau gangguan tidur cukup banyak. Lebih cepat orangtua memahami masalah yang dihadapi anak, maka lebih cepat juga masalah tersebut dapat ditangani. Mari kita ketahui gangguan tidur apa saja yang biasa dialami anak.
1. Insomnia
Ini adalah gangguan tidur yang paling umum ditemukan pada anak, sekitar 20-30% anak mengalaminya. Gejala utamanya adalah kesulitan untuk tidur atau terlelap. Insomnia pada anak terbagi menjadi 3 kategori:
- Insomnia perilaku: umum ditemukan pada anak hingga usia 5 tahun, anak sulit tertidur dan sering terbangun di malam hari.
- Insomnia terkondisi: lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar dan dewasa, biasanya terjadi ketika muncul kecemasan.
- Gangguan tidur transient: gangguan sementara pada rutinitas tidur anak, misalnya akibat sedang bepergian, sakit, atau anak baru mengalami sesuatu.
2. Obstructive sleep apnea (OSA)
Gangguan ini diakibatkan jaringan di tenggorokan menghalangi jalur masuknya udara kala tidur. Akibatnya, napas anak sering tertahan dan mengganggu tidurnya. Sekiar 1-5% anak ditemukan mengalami OSA. Pada anak penyebabnya antara lain pembesaran tonsil atau kelenjar di area leher, kegemukan, atau kondisi gigi sejak lahir.
3. Mengorok
Kebanyakan anak dengan gangguan sleep apnea juga mengalami mengorok. Meskipun mengorok pada anak tidak selalu berarti ada masalah pernapasan, antara 10-17% anak mengorok tidak memperlihatkan sleep apnea. Para ahli perlu melakukan evaluasi tidur pada anak untuk menentukan tindakan yang terbaik.
4. Jalan saat tidur dan mengompol
Jalan sambil tidur atau ‘ngelindur’ (somnambulism) adalah gangguan yang menyebabkan anak melakukan aktivitas seperti berjalan saat tidur. Mengompol disebut juga sebagai nocturnal enuresis dalam dunia medis. Keduanya umum dialami anak namun akan berkurang dan menghilang ketika anak semakin besar.
5. Mimpi buruk
Mimpi terjadi saat kita tertidur pada tahap REM (rapid eye movement). Anak mengalami mimpi buruk biasanya karena sedang merasa tertekan atau baru mengalami hal yang membuatnya gelisah atau takut. Pada umumnya anak masih bisa mengingat apa yang terjadi di mimpi buruknya tersebut.
6. Parasomnia (night terror)
Berbeda dengan mimpi buruk, pada parasomnia, biasanya anak tiba-tiba terbangun tidur dan berteriak ketakutan. Sekitar 30% anak mengalami hal ini. Berbeda dengan mimpi buruk, parasomnia biasanya terjadi pada fase tidur NREM (non-rapid eye movement), sehingga anak tak bisa mengingat apa yang membuatnya takut.
7. Sindroma kaki gelisah (penyakit Willis-Ekbom)
Gangguan tidur ini terjadi ketika seorang anak memiliki dorongan untuk menggerak-gerakkan kaki ketika tidur, dan hal ini dapat mengganggu tidurnya. Sindroma ini dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi, atau masalah genetik.
8. Sering mengantuk di siang hari
Meskipun bukan gangguan tidur di malam hari, namun hal ini dapat berhubungan dengan gangguan kesehatan lainnya. Sekitar 10-20% anak mengalami kondisi sering mengantuk di siang hari. Selain gejala sering mengantuk dan tertidur lama di siang hari, anak juga memperlihatkan perubahan pada perilakunya.
9. Bruksisme
Hal ini biasanya ditunjukkaan dengan bunyi gigi dan gigi beradu atau bergemeretuk saat tidur. Selain menggangu tidur anak, bruksisme juga dapat menyebabkan sakit kepala, kerusakan gigi, atau cedera di otot rahang. Bruksisme dapat disebabkan oleh stres.
Orangtua perlu membawa anak untuk berkonsultasi ke dokter dan menangangi gangguan tidurnya ini. Semakin cepat penanganannya, maka hasilnya pun akan semakin baik.
Referensi: