PSIKOLOGI ANAK

Hari Buku Nasional: Meningkatkan Minat Baca Anak

Masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah. Hal ini memang sungguh mengkhawatirkan, namun tantangannya sekarang adalah, bagaimana meningkatkan minat baca pada anak?

Dyah Soekasto | 17 Mei 2020

UNESCO pada 2012 mengalkulasi minat baca di Indonesia hanya 0,001 persen. Itu artinya dari 1000 orang hanya 1 orang saja yang rajin membaca. Pada tahun 2018 berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa, maka hanya 265 ribu orang yang punya minat baca tinggi. Jelas angka ini masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

Dalam studi ‘The World’s Most Literate Nations’ yang dilakukan oleh Central Connecticut State University di Amerika Serikat, Indonesia berada di urutan ke 60 dari 61 negara yang menjadi objek penelitian pada studi tersebut! Bandingkan dengan negara tetangga kita seperti Malaysia (urutan 53), atau Singapura (urutan 36).

Pekerjaan rumah bersama bagi orangtua, guru, dan kita semua: Bagaimana meningkatkan minat baca pada anak?

Hari Buku Nasional

Tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional yang memiliki keterikatan dengan sejarah pendirian gedung pertama Perpustakaan Nasional di Jakarta, pada 17 Mei 1980. Penggagas Perpusnas ini adalah Meneri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Daoed Joesoef.

Baru pada tahun 2002, hari pendirian gedung pertama Perpusnas ini ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional, pencetus idenya adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fajar. Penetapan Hari Buku Nasional ini diharapkan dapat memicu minat baca masyarakat, terutama anak-anak.

Dorong minat baca anak

Untuk menikmati buku, kita tak hanya hanya perlu bisa membaca, tapi juga menikmati proses membaca. Karena bisa jadi, anak yang lancar membaca namun tak suka membaca, kemungkinan lebih memilih aktivitas lain, misalnya bermain games di gawai. Berikut tip yang layak dicoba:

1. Ciptakan suasana menyenangkan. Tunjukkan wajah senang ketika membaca bersama anak. Tak hanya lewat buku, kita juga dapat memperkenalkan proses senang membaca dengan memintanya membaca berbagai tulisan yang ada di sekitar kita, mulai dari plang nama jalan, nama gedung, uang, tulisan di depan ruang dokter, dan di manapun Anda menemukan kata-kata yang dapat dibaca.

2. Kenalkan membaca sedini mungkin! Bahkan ketika Si Kecil masih di dalam kandungan, Anda bisa membacakannya cerita. Ini merupakan stimulasi dini sekaligus bonding ibu dan anak. Lanjutkan saat anak bayi. Perlihatkan kepada bayi bagaimana cara membuka buku, membalik halamannya dari kiri ke kanan, memperhatikan gambar-gambar serta warnanya. Bebaskan ia membanting atau menggigitnya (pastikan kebersihannya). Lanjutkan saat anak batita, balita, dan seterusnya. Pilihkan buku untuk anak yang sesuai dengan perkembangan kecerdasannya.

3. Beri ia contoh dengan senang membaca. Kecil kemungkinan anak jadi senang membaca jika orangtuanya pun tidak suka membaca. Jadi, segala sesuat yang Anda ingin anak lakukan, memang harus dimulai dari diri Anda sendiri. Luangkan waktu untuk bersama-sama membaca, misalnya di ruang keluarga. Buatkan lemari buku untuk keluarga, pisahkan mana bagian buku dewasa dan anak-anak. Isi lemari buku anak dengan berbagai buku menarik dan memiliki muatan pengetahuan seperti ensiklopedia, atau cerita bergambar yang anak sukai.

Dengan demikian, minat baca anak pun akan meningkat. Selamat membaca!

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan