Infeksi Malaria: Masuk dan Berkembang di Dalam Darah
Anissa Aryati | 17 Mei 2020
Nyamuk hanyalah binatang kecil yang dengan sekali tepuk lantas mati. Tapi binatang ini bisa sangat mengganggu ketika seseorang lengah dan mengisap darah. Di balik fisiknya, hewan mungil ini kerap menimbulkan masalah.
Sebut saja berbagai kasus yang ditimbulkannya; malaria, demam berdarah, Virus Zika, Chikungunya, dan banyak lagi. Risiko terinfeksi malaria sangat tinggi bagi masyarakat yang tinggal di daerah endemis malaria, terutama Indonesia bagian timur, seperti Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Berbeda dengan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, malaria berdampak panjang. Bila penanganan dari awal terinfeksi tidak tuntas maka suatu saat penyakit malaria akan muncul kembali.
Mungkinkah muncul di perkotaan?
Di Indonesia kasus terjangkitnya malaria tidak sebanyak demam berdarah. Hanya daerah tertentu saja yang dikelilingi area pantai, persawahan, perkebunan dan rawa-rawa yang rentan mengalami kasus ini. Sementara daerah perkotaan seperti Jakarta merupakan zona bebas malaria. Kalaupun ditemukan biasanya lebih pada status impor infeksi, artinya penderita mendapatkan infeksi setelah bepergian ke beberapa tempat yang endemis malaria.
Pandangan berbeda terkait kemungkinan munculnya malaria di perkotaan dikemukakan Amanda Callaghan, biolog dari Universitas Reading di Inggris. Dalam pandangannya ia menganggap bahwa wilayah perkotaan di Inggris sangat mungkin menjadi sarang baru bagi berkembangnya berbagai jenis nyamuk termasuk nyamuk Anopheles—si pembawa malaria. Mengapa? Temperatur kota menjadi lebih hangat, ditambah lagi bertambahnya jumlah penampungan air di sekitar taman rumah dan taman kota yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Perubahan temperatur menyebabkan perubahan perilaku nyamuk di berbagai wilayah dan penyebaran penyakit di sejumlah negara.
Proses penyakit
Penyakit malaria terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang kebanyakan hidup di genangan air kotor. Saat mengisap darah, plasmodium dilepaskan dan masuk serta berkembang di dalam darah manusia. Nyamuk malaria biasa menggigit antara jam 6 sore hingga jam 6 pagi dengan masa inkubasi 7-30 hari.
Seseorang yang terinfeksi malaria akan mengalami beberapa gejala seperti demam, menggigil dan berkeringat. Gejala lainnya bisa pula muncul berupa sakit kepala yang tak kunjung sembuh disertai badan lemas nyeri lambung, mual, muntah serta rasa tak nyaman pada ulu hati.
Pengecekan darah adalah penanganan malaria yang pertama dilakukan, yakni pada saat pasien dalam kondisi menggigil, karena pada saat itu plasmodium sedang keluar dari sel darah merah sehingga memberikan hasil positif. Tapi bila tidak menggigil dan gejala ringan maka pemeriksaan akan cenderung ke arah negatif. Namun bukan berarti malaria negatif, karena bisa saja plasmodium bersembunyi pada organ lain seperti limfa. Dalam hal ini dokter akan memeriksa apakah kondisi limfa membesar atau tidak.
Pemberian obat malaria biasanya menggunakan obat lebih dari satu. Obat diresepkan berdasarkan jenis parasit yang ditemukan dalam darah pasien. Apabila dari hasil tes yang ditemukan parasit Plasmodium falciparum yang membahayakan jiwa maka akan dilakukan perawatan rumah sakit. Tapi bila parasit yang ditemukan jenis P. vivax dan P. ovale maka dokter akan menyertakan obat kedua untuk mencegah kekambuhan. Penyebab malaria dapat bertahan di tubuh dan kemungkinan aktif kembali di kemudian hari.
Referensi :
- Yankes.kemkes.go.id/read-sakit-kepala-tak-sembuh-bisa-jadi-malaria-4913.html
- https://www.healthline.co/health/malaria
- https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.comlifesyle/read/2012/01/17/07172426/malaria.masih.menjadi.ancaman.di.pulau.jawa
- https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/05/140522_iptek_nyamukinggris
- https://m.mediaindonesia.com/read/detail98859-2025-indonesia-bebas-malaria