Hindari Penyebab Lahir Mati (Stillbirth) pada Bayi
Desi Hariana | 15 Juni 2022
Bayi lahir mati atau fetal death dapat terjadi selama masa kehamilan. Jika terjadi sebelum 20 minggu dikategorikan sebagai keguguran, sedangkan jika terjadi setelah 20 minggu makan disebut stillbirth atau bayi lahir mati. Berdasarkan usia janin dalam kandungan, bayi lahir mati dimasukkan ke dalam tiga kategori:
- Early stillbirth: terjadi antara minggu ke 20-27 kehamilan.
- Late stillbirth: terjadi antara minggu ke 28-36 kehamilan.
- Term stillbirth: terjadi di minggu ke-27 atau lebih kehamilan.
Beberapa penyebab bayi lahir mati
Penyebab bayi lahir mati tergantung pada usia kehamilan juga faktor risiko yang dimiliki oleh ibu. Dari berbagai penyebab yang diketahui, berikut adalah beberapa yang sering ditemukan:
Abnormalitas kromosom dan kecacatan
Menurut National Institute of Health, sekitar 14% bayi lahir mati disebabkan oleh adanya kelainan pada kromosom maupun kecacatan pada organ janin.
IUGR (Intrauterine Growth Restriction)
Ini adalah kondisi dimana ukuran janin lebih kecil dari seharusnya. Bayi lahir mati dapat disebabkan karena bayi tidak mendapat nutrisi yang cukup atau kurang oksigen. Ibu dengan kondisi preeklampsia atau tekanan darah tinggi bisa menjadi faktor risikonya..
Lepasnya plasenta dan komplikasi obstetrik lainnya
Lepasnya plasenta dari dinding rahim dapat disebabkan kondisi kesehatan ibu, trauma pada perut, struktur rahim yang abnormal, gaya hidup seperti merokok, minum alkohol, atau penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menjadi penyebabnya. Komplikasi obstetrik lain misalnya kehamilan kembar, atau sedikitnya cairan ketuban.
Infeksi
Beberapa infeksi bakteri dan virus (biasanya didapat dari hubungan seksual), merupakan penyebab 13% dari bayi lahir mati.
Permasalahan dengan tali pusar
Kejadian seperti bayi terlilit tali pusar di area leher sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dapat menjadi penyebab dari 10% bayi lahir mati.
Kehamilan melebihi waktu
Penelitian membuktikan bahwa jika kehamilan sudah melebihi usia 42 minggu, maka risiko bayi lahir mati pun meningkat. Itu sebabnya disarankan untuk melakukan induksi kehamilan sebelum memasuki usia kehamilan 42 minggu.
Kondisi medis
Beberapa kondisi kesehatan ibu seperti penyakit autoimun, kelainan pembekuan darah, diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas, dapat memberikan pengaruh pada kondisi janin, termasuk kemungkinan bayi lahir mati.
Beberapa ibu hamil yang berisiko
Beberapa risiko ibu hamil yang dapat meningkatkan risiko bayi lahir mati adalah:
- merokok, minum alkohol, menggunakan obat-obatan di luar resep dokter.
- ibu berusia di atas 35 tahun.
- tidak atau kurang mendapatkan perawatan selama kehamilan
- kurang gizi
- hamil kembar
- keturunan ras Afrika-Amerika (lebih banyak)
- memiliki kondisi kesehatan serius
- obesitas (BMI - body mass index di atas 30).
Pada dasarnya, bayi lahir mati dapat terjadi pada ibu hamil dari berbagai usia, latar belakang, maupun ras. Sepertiga kasus bayi lahir mati juga tak dapat dijelaskan penyebabnya. Namun demikian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk hindari penyebab bayi lahir mati pada bayi dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Hindari penggunaan obat di luar resep dokter, merokok, maupun minum alkohol.
- Segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami perdarahan saat kehamilan, perut terasa sakit, atau gatal.
- Cermati bila bayi tidak terlalu aktif atau tidak ‘menendang’ dinding rahim seperti biasanya.
- Sebelum maupun selama kehamilan, usahakan agar berat badan ibu ideal atau masih dalam batas normal.
- Memproteksi diri dari segala macam infeksi.
- Menghindari makan makanan setengah matang, beberapa jenis ikan atau keju.
- Tidur miring, ini dipercaya dapat melancarkan peredaran darah dan oksigen pada bayi.
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, termasuk memeriksa tekanan darah dan urin.
Referensi: