Ingin Anak Lebih Tinggi
Dyah Soekasto | 16 Agustus 2021
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr. dr. Aman Pulungan, Sp.A(K), menyatakan stunting adalah kondisi anak yang pendek disertai dengan kondisi malnutrisi. Sedangkan penyebab anak pendek bisa karena banyak sebab, misalnya kelainan hormon, masalah kromosom, kelainan tulang atau faktor genetik. Apabila masalahnya hormonal, dokter dapat membantu Anda jika ingin anak lebih tinggi.
Kapan orangtua perlu khawatir?
Orang tua sering khawatir ketika anak mereka, terutama anak laki-laki, jauh lebih pendek dari rata-rata anak seusianya. Tapi selama tidak ada penyebab medis, orang tua sebenarnya tak perlu merasa khawatir.
Dalam tulisannya di New England Journal of Medicine (28 Maret 2021), Dr. David Allen dan Dr. Leona Cuttler, spesialis endokrin pediatrik dari Universitas Wisconsin, mengingatkan orang tua untuk memerhatikan status tinggi badan anak sejak dini. Terutama saat bertumbuh kembang, jika dilihat dari tabel pertumbuhan tinggi badan, atau berada di bawah kurva rata-rata, perlu segera dilakukan intervensi.
Saat orang tua membawa anak yang berusia 11 tahun berkonsultasi ke dokter karena memiliki postur pendek, sebenarnya sudah agak terlambat. “Seharusnya anak dibawa ke dokter saat lebih muda usianya, paling lambat 9 tahun,” ungkap dr. Allen.
Apa itu hormon pertumbuhan?
Kondisi anak pendek memiliki beberapa sebab, antara lain karena kekurangan hormon pertumbuhan (growth hormone/GH), kelainan genetik tertentu, atau gangguan pada kelenjar tiroid. “Untungnya sebagian besar anak pendek umumnya sehat,” kata dr. Allen lagi.
Hormon pertumbuhan (GH) adalah zat dalam tubuh yang membantu anak-anak tumbuh dan berkembang. Hormon ini dibuat oleh kelenjar pituitari, yakni kelenjar kecil di antara lobus otak. Kekurangan GH terjadi ketika tubuh tidak membuat hormon pertumbuhan yang cukup untuk memungkinkan seorang anak tumbuh dengan kecepatan normal.
Patricia Vuguin, ahli endokrinologi pediatrik di Cohen Children's Medical Center di New Hyde Park, NY, mengatakan beberapa dokter tidak merekomendasikan tindakan apapun pada anak pendek, namun sebagian lagi memberikan hormon pertumbuhan.
Jika ingin anak lebih tinggi, orang tua dapat mempertimbangkan pemberian GH. Penelitian menunjukkan bahwa GH dapat mendorong tinggi badan anak antara 2,5 cm hingga 8 cm saat ia dewasa.
Tanda dan gejala defisiensi GH
- pubertas tertunda (terlihat jauh lebih muda daripada anak-anak lain seusianya)
- gigi tumbuh terlambat
- kelemahan otot
- pada anak laki-laki, penis kecil saat lahir
- gula darah rendah.
Apa penyebab defisiensi GH?
Seringkali penyebabnya sulit diketahui, namun seringkali terkait dengan masalah kelenjar pituitari atau dengan otak di sekitar kelenjar pituitari. Tumor otak, cedera kepala, dan pengobatan radiasi ke otak juga dapat menyebabkan defisiensi GH.
Apabila orangtua merasa terjadi gangguan pertumbuhan dan ingin anak lebih tinggi, coba konsultasikan dengan spesialis endokrinologi (spesialis pertumbuhan dan hormon) anak. Ahli endokrin akan berdiskusi dengan Anda dan melakukan pemeriksaan secara cermat, seperti melalui tes darah, ronsen usia tulang, tes stimulasi GH, atau MRI otak,
Bagaimana prosedurnya?
Pengobatan untuk defisiensi GH adalah pemberian suntikan hormon pertumbuhan setiap hari. Orang tua bisa belajar memberikan suntikan ini di rumah. Dokter akan terus memantau respons pemberian GH kepada anak, termasuk reaksi atau efek samping yang muncul, misalnya sakit kepala, adanya gangguan penglihatan, dan sebagainya.
Pemberian GH biasanya berlangsung sampai pertumbuhan selesai, yakni pada akhir masa remaja. Anak-anak yang memulai perawatan ini lebih awal sering kali dapat mengejar lebih banyak dibandingkan yang datang terlambat.
Referensi: