Kondisi Mengorok pada Anak
Desi Hariana | 16 Agustus 2021
Ketika Anda masuk ke kamar Si Kecil yang sudah terlelap, terdengar suara khas orang mengorok dari mulutnya. Melihat hal ini, timbul rasa khawatir di hati Ibu, apakah kondisi mengorok pada anak ini akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya?
Sebenarnya mengorok adalah kondisi yang biasa ditemukan baik pada orang dewasa ataupun anak. Namun ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan oleh orang tua saat kondisi mengorok ditemukan pada anak.
Seberapa umum kondisi mengorok pada anak?
Memang tidak semua kondisi mengorok sama, setiap orang memiliki penyebab atau tingkat keparahan yang berbeda. Ketika mengorok mengganggu tidur karena anak jadi sering terbangun, ini dapat menjadi pertanda munculnya SDB (sleep-disordered breathing).
SDB ini bervariasi, kondisi keparahannya ada di antara yang paling ringan hingga berat:
- SDB ringan atau primary snoring merupakan kondisi mengorok biasa yang tidak diikuti oleh gejala gangguan kesehatan lainnya.
- SDB berat jika mengorok mengarah pada OSA (obstructive sleep apnea), dimana anak terganggu napasnya (henti napas beberapa kali dalam semalam) karena saluran napas tersumbat. Efek OSA ini bisa beragam dari mulai gangguan fisik hingga gangguan perilaku.
Kondisi mengorok ringan yang bukan merupakan SDB bisa ditemukan pada sekitar 27% anak. Anak dengan kondisi SDB diperkirakan 10-12% jumlahnya, dan hanya 1,2-5,7% saja yang menderita SDB berat (OSA).
Apa penyebabnya?
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi mengorok pada anak:
- Alergi yang menyebabkan hidung mampet atau berlendir.
- Udara dingin atau gangguan sinus, membuat saluran udara terganggu.
- Deviated septum (gangguan pada saluran yang memisahkan dua saluran hidung), kadang kondisi ini membutuhkan operasi kecil.
- Pembengkakan tonsil atau kelenjar adenoid yang berfungsi untuk menyerang bakteri berbahaya.
- Kelebihan berat badan. Anak obestitas biasanya juga mengorok saat tidur.
- Sebuah penelitian menemukan bahwa anak yang saat bayi menyusui lebih singkat, memiliki risiko kondisi mengorok yang lebih tinggi.
Cara mengatasi kondisi mengorok pada anak
Walaupun pada umumnya mengorok pada anak tidak berbahaya, namun waspadalah jika melihat anak sering terbangun di malam hari. Apalagi jika melihat bahwa napasnya sering terhenti beberapa kali semalam, yang merupakan tanda-tanda OSA.
Mengorok dapat menyebabkan gangguan tidur serius pada anak karena mengurangi waktu tidur anak. Anak yang sering mengorok (hampir setiap malam), dapat mengalami gangguan pada sistem sarafnya, juga pada kerja jantung (penyakit kardiovaksular).
Jika anak Anda mengalami kondisi mengorok dan mulai mengganggu tidurnya, segeralah bawa ke dokter untuk penanganan yang tepat. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, biasanya dokter akan merekomendasikan beberapa cara berikut:
- Menerapkan disiplin tidur yang baik di rumah, seperti menentukan jadwal tidur yang tetap, mengurangi screen time sebelum tidur, meredupkan lampu kamar, memastikan situasi yang tenang di kamar tidur, buang air kecil sebelum tidur, dan lain sebagainya.
- Mengurangi berat badan jika anak mengalami obesitas.
- Mengobati alergi anak terutama yang berhubungan dengan saluran pernapasan seperti rhinitis alergi, atau asma.
- Operasi mengangkat tonsil atau mengoreksi deviated septum, jika ini adalah penyebab anak mengorok.
- Menggunakan alat PAP (positive airway pressure) yang dipasangkan saat anak tidur untuk membantunya bernapas secara teratur.
Mengorok memang hal yang umum terjadi, namun pastikan kondisi mengorok pada anak tidak menyebabkan gangguan kesehatan serius baginya di kemudian hari.
Referensi: