Kapan Persaingan antar Saudara Perlu Ditengahi?
Desi Hariana | 30 November 2023
Rumah tentu saja sepi tanpa keributan antara kakak dan adik. Sering kali keributan ini untuk hal-hal kecil, atau ketika adik atau kakak senang mengganggu saudaranya serta menikmati responsnya. Namun ada kalanya keributan antar kakak adik ini perlu ditengahi karena dapat menimbulkan pertengkaran sengit atau cedera serius (baik mental maupun fisik). Jika hal ini terjadi, persaingan antar saudara pun perlu untuk ditengahi.
Apa penyebab persaingan antar saudara?
Ada banyak alasan mengapa kakak dan adik sering terlibat dalam persaingan atau pertengkaran, antara lain:
1. Perbedaan kebutuhan
Anak-anak mengalami perubahan kebutuhan sejalan dengan pertambahan usia mereka. Contohnya, ketika memasuki masa batita (toddler), anak butuh untuk punya rasa ‘kepemilikian’ terhadap barang-barang yang dimilikinya, seperti mainan atau alat makan. Jadi, ketika adiknya menyentuh atau bermain dengan barang-barang tersebut, ia pun dapat marah kemudian bersikap agresif pada adiknya.
2. Perbedaan temperamen
Saat dilahirkan, anak sudah memiliki temperamennya sendiri. Ada yang sifatnya lebih santai dan senang damai, ada juga yang ingin serba cepat dan mudah tersinggung atau emosi. Perbedaan temperamen antara kakak dan adik juga dapat menimbulkan persaingan atau pertengkaran antar saudara yang cukup merepotkan orangtua.
3. Salah satu anak mendapat perhatian lebih
Meskipun Anda sudah berusaha adil pada anak-anak, atau dengan kata lain, tidak memfavoritkan (memilih anak emas) salah satu dari mereka, namun ketika ada anak yang sakit atau memiliki kondisi yang butuh diperhatikan (contohnya ABK), maka saudaranya dapat saja merasa iri akan perhatian yang diterima oleh saudaranya.
4. Meniru orangtua
Orangtua sebagai contoh atau role model memang perlu menjaga sikap di depan anak. Jika orangtua terbiasa meluapkan emosi berlebih dan bersikap agresif satu sama lain, maka jangan heran jika anak-anak pun akan meniru hal tersebut sehingga sering terlihat bertengkar atau tidak akrab.
Bagaimana sebaiknya sikap orangtua menghadapi hal ini?
Orangtua tidak perlu selalu turun tangan saat terjadi persaingan antar saudara (atau dalam hal ini, perselisihan). Anak-anak perlu belajar bagaimana cara mengatasi emosi negatif yang mereka rasakan, serta menyelesaikan masalah sendiri. Namun jika pun orangtua terpaksa turun tangan karena takut ada yang cedera, sebaiknya lakukan hal berikut ini:
- Menetapkan peraturan. Anak-anak boleh bersaing atau berselisih, namun orangtua perlu juga menetapkan peraturan dasar yang sama sekali tak boleh dilanggar. Misalnya, tidak berteriak-teriak, membanting pintu, mengucapkan sumpah serapah, atau menyakiti secara fisik.
- Menerangkan pada anak bahwa bersikap adil itu tidak berarti bahwa segala sesuatu harus benar-benar sama. Ada beberapa keadaan dimana salah seorang diantara mereka butuh perhatian lebih karena kondisi khusus.
- One-on-one communications. Luangkan waktu untuk melakukan bonding dengan setiap anak tanpa kehadiran orang lain. Jadi anak juga merasa bahwa saat itu, ia bisa mendapatkan perhatian orangtuanya secara penuh.
- Selalu mengingatkan pada anak, bahwa kesehatan, keselamatan, dan kebutuhan mereka selalu menjadi prioritas bagi orangtua.
- Ketika pertengkaran atau persaingan antar saudara sudah terasa membahayakan atau hampir terjadi setiap hari, ajak anak berbicara dari hati ke hati. Sebenarnya apa masalah utamanya dan ajak anak memikirkan solusinya bersama.
- Perhatikan jika salah satu anak membutuhkan waktu untuk sendiri, Anda dapat meminta anak untuk menikmati quiet time di kamarnya, atau ajak anak yang memiliki energi berlebih untuk melakukan aktivitas sendiri agar tidak mengganggu saudaranya yang lain.
Segera lakukan intervensi apabila anak terlihat menyakiti saudaranya atau melanggar peraturan dasar yang sudah disetujui bersama.
Referensi: