PASANGAN BAHAGIA

Kapan Saatnya Perlu Konseling Pernikahan?

Pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, ini benar. Namun bukan berarti juga bahwa kita hanya bisa pasrah saat ada sesuatu yang membuat pernikahan kita terancam. Salah satunya adalah dengan dengan melakukan konseling pernikahan.

Desi Hariana | 12 November 2019

Konseling pernikahan sering kali dihindari oleh banyak pasangan yang sedang mengalami masalah dalam pernikahan mereka. Padahal, konseling pernikahan cukup esensial dan dapat membantu Anda dan pasangan untuk kembali ke ‘jalur yang benar’, dan menjalani pernikahan dengan lebih baik dan terbuka pada pasangan.

Siapa yang membutuhkan konseling?

Pasangan yang membutuhkan konseling pernikahan umumnya adalah mereka yang memiliki ciri sebagai berikut:

  • Berasal dari latar belakang yang berbeda, misalnya ras, suku, agama, atau status ekonomi keluarga.
  • Salah satu pasangan memiliki tingkat pendidikan yang jauh lebih rendah.
  • Menikah terlalu muda.
  • Salah satu pasangan melakukan perselingkuhan atau ketidakjujuran dalam hal yang lain.
  • Jarang berkomunikasi, atau berkomunikasi namun selalu diakhiri dengan pertengkaran.
  • Masing-masing sibuk sendiri, atau saling menghindari satu sama lain.
  • Sudah tidak ada intimacy, bahkan sangat jarang melakukan hubungan intim.

Jika hal ini sudah cukup sering terjadi dalam pernikahan Anda, jangan menunda terlalu lama, segera lakukan konseling pernikahan.

Mencari konselor atau terapis yang tepat

Tidak semua orang mudah menerima kenyataan bahwa dirinya atau ia dan pasangan butuh konseling. Oleh karena itu, kenyamanan adalah kata kuncinya. Anda dan pasangan perlu bertemu dengan beberapa konselor atau terapis untuk menemukan mana yang membuat Anda dan pasangan merasa nyaman dan Anda berdua juga yakin akan kemampuannya.

Komitmen adalah kata kunci yang kedua. Jika Anda dan pasangan tidak memiliki komitmen yang sama mengenai betapa pentingnya melakukan konseling pernikahan ini, maka konseling bisa dinyatakan gagal. Anda berdua harus benar-benar yakin bahwa ini adalah jalan terbaik untuk menjaga agar pernikahan dapat bertahan.

Studi terkini yang juga dianggap efektif oleh para ahli adalah yang dilakukan oleh Dr. Sue Johnson yang disebut dengan EFT atau emotionally-focused couples therapy. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan yang menjalani terapi ini masih tetap bersama lebih dari 1 tahun. Jadi, sudah terbukti bahwa konseling pernikahan bukan sekadar sesi ‘curhat’, tapi juga untuk menemukan apa yang menjadi masalah dan mencari solusinya bersama.

Hal-hal yang dapat ‘menyabotase’ konseling pernikahan

Namun demikian, ada hal-hal yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan sebuah konseling pernikahan menjadi tak berguna, yaitu:

  • Pasangan yang sudah terlalu lama memendam masalah.
  • Salah satu pasangan, atau bahkan keduanya, sudah bertekad untuk berpisah.
  • Salah satu pasangan, atau keduanya, justru sudah tahu apa yang dilakukan untuk menyelamatkan pernikahan.
  • Pernikahan di mana salah satu pasangan mengalami masalah narkoba, kecanduan alkohol, atau pornografi.
  • Tidak ada komitmen dari salah satu pasangan untuk menjalankan usulan yang disampaikan oleh konselor.

Jika Anda ingin pernikahan Anda menjadi lebih baik, lebih hangat, dan saling percaya, maka Anda berdualah yang perlu mengusahakannya. Konseling pernikahan hanyalah salah satu cara untuk membuat Anda dapat terbuka satu sama lain, dan mau berusaha untuk kebaikan bersama. 

Referensi:

  • https://www.verywellmind.com/does-marriage-counseling-work-2300428
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/friendship-20/201709/should-you-go-couples-therapy
  • https://psychcentral.com/lib/7-reasons-to-seek-marriage-counseling/
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan