Kehamilan Kedua Sulit Terwujud
Dr. Med. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K) | 19 Maret 2021
Pasangan yang telah memiliki satu anak biasanya ingin memberikan adik padanya kala anak sudah berusia 2 atau 3 tahun. Namun sayangnya, kehamilan kedua sulit terwujud. Infertilitas sekunder adalah istilah untuk pasangan yang sulit hamil setelah memiliki anak pertama, tanpa kontrasepsi dengan hubungan intim teratur selama satu tahun. Dengan catatan, anak pertama merupakan kehamilan alami tanpa bantuan (bayi tabung ataupun obat-obatan penyubur).
Apa yang menjadi penyebab kehamilan kedua sulit terwujud?
Dari ayah atau ibu
Sama halnya dengan infertilitas primer, infertilitas sekunder disumbang oleh pihak ayah, pihak ibu atau bahkan keduanya. Sayangnya infertilitas sekunder kurang mendapat perhatian (tidak seperti infertilitas primer) karena dianggap sudah ada anak pertama.
Kekhawatiran disebabkan oleh ketidakmampuan menghadirkan adik bagi kakak. Penyebabnya pun bisa jadi berbeda dengan infertilitas primer. Berikut adalah penjelasannya dari berbagai faktor.
Faktor ibu
Salah satu penyebab tersering adalah faktor usia ibu. Kebanyakan pasangan awalnya menganggap tak serius perihal memberikan adik untuk anak pertama hingga cenderung lambat mencari pengobatan. Selain itu, seiring pertambahan usia, fungsi reproduksi wanita makin menurun baik kualitas ataupun kuantitasnya, sehingga keguguran atau kegagalan hamil pun meningkat. Faktor penyakit seperti malnutrisi atau infeksi kronis juga bisa mempengaruhi kesuburan.
Faktor ayah
Sama halnya seperti wanita, laki-laki pun dapat mengalami perubahan kualitas dan kuantitas sperma. Salah satunya bisa disebabkan obat-obatan suplementasi hormon misalnya testosteron atau kemoterapi untuk pengobatan kanker. Penyakit hipertensi yang berlangsung lama atau diabetes melitus juga bisa menyebabkan gangguan vaskular alat reproduksi sehingga terjadi disfungsi ereksi.
Faktor gaya hidup
Pertambahan berat badan ibu yang cukup signifikan ketika akan hamil anak kedua, ternyata dapat juga menjadi faktor yang membuat kehamilan kedua sulit terwujud. Kelebihan berat badan menyebabkan peningkatan produksi hormon testosteron pada wanita yang akhirnya menekan pengeluaran sel telur. Sindrom metabolik (gangguan kolesterol, hipertensi, kegemukan, gula darah yang tinggi) juga berhubungan dengan sindrom polikistik ovarium yang dapat menyebabkan infertilitas. Lagi-lagi gaya hidup yang kurang gerak (sedentary lifestyle), pola makan yang belebih, kebiasaan merokok bisa berhubungan dengan gangguan kesuburan.
Terapi obat hingga inseminasi buatan
Untuk membantu ibu agar bisa segera hamil anak kedua, cara yang dilakukan sebenarnya tak berbeda dengan infertilitas primer. Terapi dimulai dengan mengetahui masing-masing faktor risiko dari pihak ayah dan ibu dan mengobati penyebabnya satu persatu.
Obat-obatan penyubur dapat digunakan untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas telur yang dapat dibuahi, memperbaiki gaya hidup agar kuantitas dan kualitas sperma membaik, hingga upaya inseminasi intrauterine (dalam rahim) atau fertilisasi in vitro (pembuahan di luar rahim).
Namun yang terpenting dari masalah fertilitas ini adalah komunikasi yang terbuka antar pasangan, serta antara pasangan dan dokter. Selain itu, disiplin dan kesabaran juga amat dibutuhkan agar proses pembuahan dapat berjalan dengan lancar.