Kelebihan dan Kekurangan Suplemen Kolagen
Desi Hariana | 22 Mei 2021
Kolagen adalah protein yang berfungi menjaga elastisitas persendian dan kesehatan kulit. Senyawa ini dapat ditemukan pada tulang, otot, dan darah, sepertiga dari seluruh protein yang ada di tubuh kita adalah kolagen. Secara natural, kolagen sebenarnya diproduksi di dalam tubuh dengan menggabungkan asam amino dari makanan.
Agar dapat menghasilkan kolagen, tubuh kita membutuhkan ‘bahan baku’ pembentuknya yang diperoleh dari makanan sehari-hari, seperti:
- prolin: putih telur, olahan susu, kol, jamur, asparagus
- glisin: kulit ayam, gelatin, dan makanan kaya protein lainnya
- vitamin C: buah-buahan masam, paprika
- seng: daging sapi, makanan laut, lentil, kacang-kacangan, keju
- tembaga: jerohan, bubuk cokelat, kacang mede, biji wijen, lentil
Namun dengan semakin bertambahnya usia, tubuh semakin sulit memproduksi kolagen dalam jumlah banyak. Akhirnya banyak orang yang beralih mengonsumsi suplemen kolagen untuk menjaga ketersediaan kolagen dalam tubuh. Bentuk suplemen kolagen ini bermacam-macam, ada yang berbentuk pil, bubuk, atau cair.
Kelebihan suplemen kolagen
Berdasarkan berbagai penelitian, ada beberapa kelebihan atau manfaat yang bisa kita dapat dari suplemen kolagen, misalnya:
1. Menjaga dan meningkatkan kondisi kulit
Kolagen adalah komponen penting yang dibutuhkan oleh kulit (dua pertiga dari protein kulit). Fungsi kolagen adalah mengencangkan, sekaligus membuat kulit elastis dan lembab. Semakin menua, tubuh kita menghasilkan lebih sedikit kolagen, menyebabkan kulit lebih mudah mengering dan berkerut (keriput).
2. Memperbaiki kondisi persendian
Kolagen juga berguna menjaga kekuatan kartilage, jaringan mirip karet dan berguna untuk melindungi sendi. Itu sebabnya mengapa semakin tua, semakin banyak orang yang menderita penyakit berhubungan dengan sendi seperti osteoartritis.
3. Mencegah kerapuhan tulang
Tulang kita pun sebagian besar terdiri dari kolagen, yang berfungsi untuk menjaga struktur tulang dan menguatkannya. Mengonsumi suplemen kolagen terbukti dapat mencegah terjadinya osteoporosis (pengeroposan tulang).
4. Mendorong pembentukan massa otot
Kolagen adalah protein yang penting untuk menjaga kekuatan otot dan membuatnya dapat berfungsi dengan baik. Penelitian juga menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen kolagen dapat mendorong permbentukan massa otot bagi penderita sarkopenia (berkurangnya massa otot pada lansia).
5. Meningkatkan kesehatan jantung
Para peneliti berpendapat bahwa mengonsumsi suplemen kolagen dapat mengurangi risiko gangguan pada jantung. Kolagen membantu memperkuat arteri yang berfungsi menjadi saluran untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Kekurangan suplemen kolagen
Para pengguna suplemen kolagen melaporkan beberapa kekurangan atau kerugian yang bisa terjadi dan perlu menjadi perhatian kita, beberapa diantaranya:
1. Menyebabkan reaksi alergi
Bagi mereka yang alergi terhadap makanan laut perlu berhati-hati karena ada suplemen kolagen yang menggunakan sumber protein dari makanan laut. Biasakan untuk selalu membaca kandungan suplemen yang tertera pada kemasan.
2. Hiperkalsemia
Kondisi di mana terjadi peningkatan jumlah kalsium dalam tubuh. Waspadalah jika kita mengalami konstipasi, sakit tulang, pusing, mual, muntah, dan detak jantung yang tak teratur setelah mengonsumsi suplemen kolagen. Suplemen kolagen yang berasal dari makanan laut biasanya mengandung kalsium tinggi juga. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memilih sumplemen yang tepat.
3. Rasa tak enak di mulut
Suplemen kolagen yang dibuat dari makanan laut atau tulang sapi biasanya meninggalkan rasa dan aroma tak enak di mulut (after taste). Tapi hal ini dapat diatasi dengan mencampur suplemen kolagen dengan makanan atau minuman yang rasanya enak (disukai).
Walaupun secara umum suplemen kolagen cukup aman dikonsumsi, tapi ada juga yang melaporkan efek lain seperti perut kembung dan panas di bagian dada (heartburn). Tak ada salahnya untuk mempertimbangkan dan berkonsultasi terlebih dahulu untuk memahami kelebihan dan kekurangan suplemen kolagen sebelum mengonsumsinya.
Referensi: