DUNIA SEKOLAH

Ketika Prestasi Anak Menurun

Banyak hal menjadi alasan mengapa prestasi anak menurun di sekolah. Bersikap terlalu tegas padanya bisa jadi malah memperburuk kondisi. Ketahui lebih dahulu apa yang menjadi penyebabnya.

Desi Hariana | 5 Februari 2021

Anak Anda mungkin adalah siswa yang berprestasi ketika ia berada di awal sekolah dasar, namun ketika mendekati masa kelulusan, prestasinya malah menurun. Hal ini tentunya menimbulkan rasa khawatir dalam diri orang tua. Karena walaupun nilai memang bukanlah segalanya, namun penilaian performa akademik masih menggunakan sistem nilai. Apa yang menjadi penyebab prestasi anak menurun?

Singkirkan dahulu kemungkinan adanya gangguan pada anak

Sebelum berpikir terlalu jauh, sebaiknya Anda memastikan lebih dahulu bahwa anak tidak mengalami gangguan baik secara psikis maupun kognitif. Anak dengan gangguan diabetes atau asma contohnya, dapat mengalami penurunan prestasi di sekolah karena menurunnya kemampuan konsentrasi. Bisa jadi anak juga ternyata membutuhkan kacamata karena mengalami rabun jauh (myopia).

Dari sisi kognitif, perhatikan apakah ada kemungkinan anak mengalami ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), atau gangguan belajar seperti disleksia. Anda tentunya dapat berkomunikasi dengan guru anak untuk mendapat masukan tentang perilaku anak di kelas, lalu pemeriksaan dapat dilakukan dengan bantuan psikolog.

Penyebab lain yang dapat membuat prestasi anak menurun

Setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan adanya gangguan psikis maupun kognitif pada anak, barulah kita bisa melihat dari sisi psikologisnya. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan prestasi anak menurun di sekolah, seperti berikut ini:

1. Kurang tertantang

Anak yang merasa kurang tertantang biasanya menurun prestasinya di sekolah karena ia merasa pelajaran di sekolah tidak menarik. Anak juga biasanya lebih suka mengerjakan hal lain di kelas. Ini membutuhkan komunikasi antara anak, guru, dan orang tua.

2. Tertekan akibat perundungan (bullying)

Hati-hati dalam menyelesaikan masalah ini. Adakalanya orang tua yang terlalu emosi menyebabkan anak semakin ‘down’. Anak kemungkinan merasa sangat malu karena tak dapat membela diri sendiri, juga takut pada pelaku, sehingga tak mau terbuka pada orang lain. Anda pun perlu memahami perasaannya. Pendekatan dapat dilakukan dengan bantuan pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah ini.

3. Kehilangan kepercayaan diri

Lingkungan pergaulan di sekitar anak, atau semakin sulitnya mata pelajaran yang ia hadapi, dapat membuat anak kehilangan kepercayaan diri. Anda dapat membantunya dengan mencarikan guru les atau melakukan pendampingan saat dibutuhkan.

4. Terlalu banyak kegiatan

Akibat terlalu banyak kegiatan, seperti berbagai les dan ekskul, anak dapat mudah merasa lelah. Akhirnya ia tak memiliki waktu untuk belajar sesering yang dibutuhkan. Untuk itu, Anda dapat meminta anak untuk mengurangi salah satu atau mungkin dua kegiatan agar prestasinya tak semakin menurun. Selain itu, mengurangi kegiatan anak juga bertujuan agar ia bisa cukup beristirahat.

5. Hormonal

Biasanya hal ini dialami oleh anak-anak remaja, tapi sebenarnya juga dapat dialami oleh anak praremaja. Perubahan dalam tubuh mereka membuat anak mudah merasa gelisah atau mengalami mood swing (perubahan perasaan). Hal ini juga dapat memengaruhi ketertarikan atau semangatnya dalam belajar.

Bagaimana membantu anak untuk meningkatkan prestasinya?

Yang pasti, komunikasi adalah kunci paling penting ketika prestasi anak menurun di sekolah. Pastikan bahwa Anda akan selalu mendukungnya apapun yang terjadi selama ia juga berusaha untuk mengatasi berbagai tantangan maupun gangguan yang dialami. Ingat, anak Anda bukan mesin atau komputer yang bisa diprogram semau Anda, beri ia kesempatan untuk berkembang sesuai kemampuannya.

Pada akhirnya, nilai memang bukan segalanya. Selama anak mau berusaha sebaik-baiknya, apapun hasilnya, itulah yang terbaik untuknya. Sesuaikan harapan Anda dengan kemampuan yang ia miliki.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan