Kuning yang Tak Perlu Dikhawatirkan
Anissa Aryati | Redaksi Anakku | 25 Oktober 2019
Ketika bayi baru saja lahir, tubuhnya masih rentan. Ia butuh waktu untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada masa-masa itulah bayi kerap mengalami berbagai hal seperti halnya bayi kuning.
Penyebab kuning
Bayi dikatakan mengalami penyakit kuning apabila pada kulit dan matanya berubah warna menjadi kuning. Penyakit kuning biasa ditemui pada bayi prematur (bayi yang lahir di usia kehamilan kurang dari 38 minggu) atau bayi yang disusui. Bayi kuning biasanya disebabkan banyak hal. Salah satunya karena organ hatinya yang belum bekerja sempurna, kekurangan cairan atau infeksi. Hal lain yang lebih berat bisa juga membuat bayi kuning namun kasus semacam ini tergolong jarang.
Penanganan sendiri
Bayi lahir prematur atau cukup bulan tetap berkemungkinan mengalami penyakit kuning. Kalau memang hal tersebut terjadi, bayi tak harus langsung mendapat perawatan rumah sakit karena perawatan bisa dilakukan sendiri di rumah.
- Jemurlah bayi setiap hari sekitar jam 7 pagi selama 15-30 menit. Sinar matahari dapat membantu memecah bilirubin secara tak langsung sehingga hati bayi dapat memprosesnya dengan lebih mudah
- Pastikan bayi tak kekurangan ASI.
- Saat menjemur tempatkan bayi dekat dengan jendela agar ia bisa mendapatkan sinar matahari yang diperlukan. Ingatlah agar jangan menaruh bayi langsung di bawah sinar matahari karena akan membuat ia terpapar UV langsung dan berbahaya bagi penglihatannya!
- Lampu yang tak terlalu silau adakalanya diperlukan di rumah Anda untuk mengawasi kondisi bayi dengan seksama.
- Catatan penting apabila bayi terlihat kesakitan, tidak mau menyusu dan penyakit kuningnya semakin parah maka orangtua perlu waspada dan mengambil tindakan. Bisa jadi ketiga tanda tersebut merupakan indikasi kadar bilirubin bayi yang sangat tinggi dan ia memerlukan pertolongan dokter dan perawatan yang intensif dari rumah sakit.
Referensi :