PSIKOLOGI ANAK

Labeling pada Anak

Jangan terlalu mudah memberikan labeling pada anak karena bisa berdampak buruk pada perkembangan anak.

Irma Gustiana A, M.Psi | 19 Maret 2021

Pernahkah Anda mendengar, melihat atau bahkan menjadi pelaku labeling pada anak misalnya dengan mengatakan ‘anak nakal’ atau ‘tukang berantakin‘. Anda perlu memahami pengaruh labeling pada perkembangan kepribadiannya. Ibarat sebuah spons, seorang anak mudah sekali menyerap apa yang orang dewasa katakan kepadanya. Kalimat positif atau negatif mudah ia cerna, karena daya ingat anak sangat baik. Ia mudah sekali menerima dan menyerap informasi yang dilihat atau didengarnya dan disimpan dalam ingatan jangka panjang dan pendek.

Apabila kata-kata yang disampaikan selalu diulang-ulang, maka akan membekas di dalam ingatan anak. Bagi seorang anak, apa yang dikatakan orang dewasa terutama orang tuanya akan berpengaruh pada perilaku mereka sehari-hari.

Labeling bukanlah hal yang wajar

Sebelum mengulas lebih jauh tentang berbagai dampak labeling pada anak. Anda harus benar-benar paham makna labeling pada anak. Mengacu pada suatu definisi label adalah sebuah kata atau kalimat yang ditujukan untuk menggambarkan tentang keadaan seorang dewasa maupun anak-anak terkait perilaku, keadaan fisik atau intelektual.  Sementara itu, diagnosis adalah tindakan atau proses untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu penyakit, gangguan, melalui evaluasi riwayat hidup dan pengambilan data.

Masalahnya di kehidupan sehari-hari, memberikan julukan/cap/labeling sering dianggap wajar. Masyarakat sudah terbiasa untuk memberikan label pada seseorang, tanpa memahami kondisi orang atau anak seutuhnya. Bahkan sekelompok anak yang berada dalam suatu geng mampu untuk memberikan label pada temannya karena sudah terbiasa mendengarkan orang-orang di sekitanya melakukan hal yang sama misalnya dengan kata-kata ‘si tonggos’ karena giginya tidak rata. Kasus lain bisa disematkan pada anak-anak yang tidak dapat duduk tenang di kelas sebagai anak yang banyak tingkah padahal pada kenyataannya bisa saja ia adalah seorang anak yang sangat cerdas.

Pengaruh labeling pada anak

Negatif labeling pada anak yang dilakukan secara berulang-ulang akan mengusik kepercayaan diri, harga diri, dan konsep diri. Ia akan memandang sebagaimana yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Apalagi jika ia menerima label tersebut dari orang tuanya sendiri. Maka anak akan percaya bahwa label tersebut 100% benar sehingga akan berpengaruh pada perilakunya. Dalam diri anak juga akan muncul rasa takut akan menjadi bahan ejekan, sehingga akan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Ada kemungkinan juga, anak dapat mengalami tekanan  karena label-label tersebut yang pada akhirnya akan membuat anak menjadi depresi.

Pemberian label negaif pada anak juga akan mengabaikan potensi yang ada pada anak. misalkan ketika orang tua mengatakan anak bodoh maka anak akan menyesuaikan dirinya dengan label tersebut. Pada kasus lain, pemberian label juga akan memengaruhi bagaimana orang tua memberikan stimulasi atau rangsangan belajar pada anak.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan