ANAKKU SPESIAL

Latihan Taktil untuk Anak dengan ASD

Anak dengan spektrum autisme/ASD (autism spectrum disorder) sangat umum mengalami gangguan taktil (sentuhan) yang merupakan bagian dari kemampuan sensori anak. Ketahui latihan taktil untuk anak dengan ASD.

Desi Hariana | 7 Maret 2022

Sentuhan adalah sensasi awal yang berkembang sejak janin berusia lima minggu di dalam kandungan. Sistem sentuhan melindungi tubuh dari lingkungan dan memberikan informasi tentang kondisi fisik di lingkungan kita. Anak dengan ASD yang mengalami penolakan taktil (tactile defensiveness) memberikan respons berlebihan atau malah sebaliknya, tidak memberikan respons pada sentuhan, seperti pelukan dan ciuman dari orangtuanya.

Pentingnya kemampuan taktil bagi anak

Anak dengan ASD yang mengalami penolakan taktil juga biasanya menunjukkan perilaku self-stimulating seperti stimming yang merupakan gerakan berulang contohnya mengepak-ngepakkan tangan, menggoyang-goyang badan, atau berputar-putar. Baik penolakan taktil maupun perilaku stimming, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari anak. Misalnya, anak jadi tak bisa membersihkan diri atau makan sendiri.

Itu sebabnya mengapa kemampuan taktil anak dengan ASD perlu selalu dilatih.

Latihan yang bisa dilakukan di rumah

Sesungguhnya, bukan hanya anak dengan ASD yang dapat mendapatkan manfaat dari latihan sensori taktil ini. Namun tentunya bagi anak dengan ASD, latihan ini dapat sangat bermanfaat agar mereka dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Dengan mengikuti latihan ini, anak dengan ASD, SPD (sensory processing disorder), atau yang mengalami tantangan stimulasi lainnya, dapat melatih otak mereka untuk mengubah respons dari sentuhan yang dirasakan. Gunakan cara yang menyenangkan, anak akan lebih mudah bekerjasama jika latihan dilakukan sambil bermain.

1. Melukis kaca dengan krim cukur (atau krim kocok)

Carilah bagian kaca yang mudah dibersihkan, bisa kaca jendela atau kaca di atas meja. Semprotkan krim di atas kaca, lalu ajak anak untuk menggambar bebas dengan krim tersebut menggunakan jari-jari tangan. Biarkan ia menekan krim dengan telapak tangannya, atau bahkan menggenggam krim tersebut untuk merasakan sensasinya.

2. Bermain mandi bola

Jika ruangan di rumah Anda memungkinkan, siapkan kolam bola (bisa di dalam atau di luar rumah). Gunakan bak renang tiup untuk tempat menaruh bola, carilah yang bisa memuat 300-500 buah bola. Biarkan ia ‘berenang’ di dalamnya sambil Anda jelaskan bentuk, warna, atau tekstur bola tersebut pada anak. Anda juga dapat bermain lempar bola dengannya.

3. Kotak sentuh dan raba

Anak belajar untuk merasakan tekstur berbeda dari berbagai benda. Anda membutuhkan beberapa kotak ukuran sedang (kotak makan). Isilah masing-masing dengan sesuatu yang berbeda tekstur, misalnya pasir, slimey, krim, bulu ayam, daun kering, manik-manik, atau kapas. Minta anak menyentuh dan meraba benda-benda tersebut untuk merasakan bedanya. Sediakan air hangat untuk mencuci tangan.

4. Lompat bantal

Taruh beberapa bantal kecil di lantai dengan jarak yang tak terlalu jauh satu sama lain. Lalu minta anak untuk melompat dari satu bantal ke bantal yang lain dan usahakan agar tidak mendarat di area lantai. Bisa juga bermain tumpuk bantal lalu biarkan ia merubuhkannya, kemudian menumpuknya kembali.

Perhatikan hal-hal berikut

Sebelum melakukan latihan taktil dengan anak ASD, perhatikan hal berikut:

  • Jangan memaksa anak untuk melakukan apa yang Anda ingin ia lakukan. Biarkan ia melihat Anda melakukannya terlebih dahulu, baru ajak ia untuk mencobanya.
  • Memastikan keselamatan anak. Perhatikan apakah ada benda tajam, mudah pecah, atau yang dapat membahayakan anak. Jauhkan benda-benda tersebut sebelum bermain.
  • Selalu terlibat dalam permainan. Selain dapat mengawasi anak, perhatian dan sentuhan dari Anda akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan taktilnya.
  • Bagi beberapa anak yang sangat sensitif, Anda perlu memberitahunya saat akan menyentuh atau memeluknya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan